Suara.com - Fenomena gunung es masih menjadi masalah penanganan HIV-AIDS di Indonesia. Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan hingga saat ini, baru 47 persen jumlah kasus HIV-AIDS yang terungkap.
Kelompok umur 25-49 tahun menjadi populasi pengidap HIV-AIDS terbanyak di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Menkes Nila saat memperingati Hari AIDS Sedunia di Lapas Cipinang, Jakarta Timur, Senin (17/12/2018).
Kata Menkes Nila, hingga Juni 2018 ini ada 301.959 jiwa kasus HIV-AIDS yang ditemukan di Indonesia. Hal itu setara dengan 47 persen dari estimasi jumlah kasus HIV-AIDS tahun 2018 yaitu sebanyak 640.443 jiwa.
"Kenapa baru 47 persen, karena masih kuatnya stigma di masyarakat pada ODHA, sehingga masih banyak masyarakat yang enggan untuk memeriksakan diri," kata Menkes Nila.
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Naik 5,3 persen Jadi Rp 5.227 Triliun
Lebih jauh Menkes Nila mengungkapkan bahwa jumlah kasus HIV yang dilaporkan terus meningkat, sementara jumlah AIDS relatif stabil.
Nila mengklaim bahwa hal tersebut merupakan bentuk keberhasilan penangan HIV-AIDS yang lebih awal.
"HIV itu ada obatnya, antiretroviral (ARV) namanya. Obat ARV mampu menekan jumlah virus HIV di dalam darah sehingga kekebalan tubuh pasien tetap terjaga," tegasnya.
DKI Jakarta sendiri masih tercatat sebagai provinsi dengan pengidap HIV-AIDS tertinggi sebanyak 55.099 jiwa, diikuti Jawa Timur dengan 43.399 jiwa, Jawa Barat dengan 31.293 jiwa, Papua dengan 30.699 jiwa, dan Jawa Tengah 24.757 jiwa.
Baca Juga: Adegan Tiga Video Mesum Wanita Berjilbab di Warkop yang Bikin Geger