Punya Gejala Mirip, Kasus Kanker Paru Bisa Dikira TBC

Minggu, 16 Desember 2018 | 18:40 WIB
Punya Gejala Mirip, Kasus Kanker Paru Bisa Dikira TBC
Penyakit kanker paru sering salah didiagnosis jadi TBC. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker paru merupakan salah satu penyakit kanker paling fatal yang bisa merenggut nyawa. Dokter mengatakan salah satu sebab kanker paru mematikan adalah pasien terlambat berobat karena penyakitnya dikiran tuberkulosis (TBC).

Kanker paru merupakan penyakit yang ditandai dengan munculnya tumor ganas yang berasal dari epitel saluran napas (epitel bronkus).

Kanker paru sendiri dapat terjadi karena dua faktor risiko, yaitu faktor yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. dr. Anwar Jusuf, SpP(K) dalam acara Lung Cancer Awereness 2018 di Rumah Sakit Persahabatan, Rawamangun, Jakarta, Minggu (16/12/2018).

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Jelang Duel Liverpool vs Manchester United

Parahnya, banyak kasus kanker paru yang datang terlambat karena masalah salah diagnosis.

Dikutip dari penelitian Mangunnegoro 1990, Prof Anwar mengatakan sebanyak 43 persen kasus kanker paru yang terbukti ketika didiagnosis, ternyata sudah menjalani pengobatan untuk TBC.

"Artinya, dari awal sudah salah diagnonisis dan salah pengobatan," tambah Prof Anwar.

Untuk itu, Prof Anwar menekankan tentang pentingnya kewaspadaan terutama pada penyakit yang menyerupai kanker paru dan TBC.

Beberapa hal yang perlu diwaspadai, kata Profesor Anwar, adalah tidak ada yang namanya gejala batuk biasa.

Baca Juga: Keliling Jawa Tengah, Sandiaga Ditawari Rumah, Perhiasan, dan Tasbih

"Batuk tidak ada yang biasa, batuk adalah mekanisme tubuh membuang sesuatu atau bisa juga kelainan yang tidak disukai tubuh," tambahnya.

Selain batuk, gejala kanker paru lainnya yang perlu diwaspadai adalah sesak nafas, nyeri pada dada, bahu, dan atau lengan, nyeri kepala, kelumpuhan sebelah dan kadan diduga sebagai stroke serta terjadinya bengkak pada leher dan lengan.

"Dan keluhan yang menetap meski sudah diobati sesuai dugaan, di situ kita jangan mengabaikan," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI