Suara.com - Media sosial kembali dihebohkan dengan pesan berantai yang mengatasnamakan dokter Boyke. Penyebaran pesan tersebut menginformasikan potensi penyebaran virus HIV atau Human Immunodeficiency Virus melalui terompet.
Dalam pesannya menjelaskan penyebab orang lain bisa kena HIV Aids karena air liur yang menyebar dari pembuat terompet tahun baru hingga pengguna.
Lalu adakah hubungan tiup terompet dengan penyebaran HIV? Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNUD, DR. Dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, FINSDV, ikut berkomentar.
"Untuk penyebaran penyakit kelamin dan HIV bisa terjadi terutama apabila saat berganti pasangan tanpa menggunakan kondom atau kondomnya tidak diganti. Saat berhubungan umumnya terjadi luka lecet ringan yang beresiko menjadI tempat masuknya virus," ujarnya saat dihubungi Suara.com, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: HALUU, Destinasi Wisata Buat Para Pencinta Swafoto
Dr. I Gusti Nyoman juga ingin meluruskan beberapa informasi keliru jika bicara soal HIV / AIDS. Banyak orang yang salah info, disebutkan HIV bisa menular melalui gigitan nyamuk, berenang, makan bersama, berjabat tangan, dan berpelukan.
"Penularan AIDS umumnya dari darah atau cairan tubuh penderita AIDS yang masuk atau bersentuhan dengan bagian tubuh kita yang mengalami luka atau lecet. Jadi selama bagian tubuh kita tidak lecet/luka, virus tidak bisa masuk semudah itu. Jadi kalau bersalaman atau bersentuhan dengan penderita HIV, umumnya tidak akan menularkan virus," seru Dr. I Gusti Nyoman Darmaputra.
Lalu apa saja penularan HIV AIDS?
"Kegiatan yang menyebabkan masuknya darah pasien HIV ke orang lain misalnya penggunaan jarum suntik berganti-gantian, penggunaan jarum tato yang berganti-gantian, tertusuk jarum bekas pasien HIV, atau hal-hal lain yang prinsipnya ada darah pasien HIV yang bisa masuk ke tubuh kita, seperti bekas pisau cukur," pungkasnya.
Baca Juga: Kondisi Usus Terburai, Lelaki Diduga Gelandangan Tewas di Trotoar