Suara.com - Dibandingkan kanker lainnya, kanker mulut cenderung diabaikan oleh masyarakat. Padahal, kanker mulut bisa dicegah dengan deteksi dini SaMuRi lho. Apa itu?
Kurangnya kewaspadaan tentang kanker mulut membuat insiden kasus kanker mulut hanya 1,4 - 5,6 persen dari total kasus kanker di Indonesia. Namun sayangnya angka harapan hidup penderita kanker mulut sangat rendah, untuk itu masyarakat diimbau melakukan deteksi dini sebagai langkah pencegahan.
"Masyarakat diiimbau untuk lakukan deteksi kanker mulut untuk mencegah kematian. Di dunia, angka kematian yang disebabkan kanker rongga mulut sangat tinggi yaitu 50 persen. Sedangkan di Indonesia, jumlah penderita kanker rongga mulut tercatat 5.329 pada 2012 dan diproyeksikan akan meningkat 21,5 persen pada 2021," ujar Drg Rahmi Amtha, MDS, Sp.PM, PhD, Ketua lkatan Spesialis Penyakit Mulut Indonesia, dalam temu media di Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Ia menambahkan, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker mulut antara lain merokok, mengunyah tembakau, konsumsi alkohol, virus, pola makan dan Iatar belakang genetik.
Baca Juga: Fakta Gisel Hadiri Sidang Cerai, Dari Marah hingga Dinasihati Hakim
Hasil penelitian terkini menunjukan faktor risiko penyebab kanker mulut di Jakarta dan NTT yang tertinggi antara lain merokok, mengunyah sirih hingga mengonsumsi alkohol.
Kabar baiknya kata drg Rahmi, 64 persen kanker mulut diawali dengan lesi pra kanker yang ditandai perubahan warna. Pada mulut normal, tekstur dan tampilan mukosa biasanya berwarn merah muda. Namun jika berubah menjadi lesi pra kanker maka biasanya terjadi perubahan warna menjadi putih, merah atau kombinasi keduanya.
"Hal ini jarang disadari oleh penderita karena selain tidak memperhatikan perubahan warna dan tekstur rongga mulut, penderita juga tidak merasakan sakit, sehingga gejala awal ini diabaikan," imbuh dia.
Sebagai pencegahan, lkatan Spesialis Penyakit Mulut, kata drg Rahmi mensosialisasikan gerakan SaMuRi atau Periksa Mulut Sendiri. Melalui gerakan ini masyarakat akan diajarkan bagaimana melakukan pemeriksaan mulut secara mandiri dan juga menjaga kebersihan rongga mulut dengan baik.
SaMuRi sendiri kata dia, bisa dilakukan dengan menghadap ke depan cermin lalu memperhatikan sembilan titik di rongga mulut untuk mencari tahu ada tidaknya perubahan warna atau tekstur.
Baca Juga: Intervensi Industri Rokok ke Dalam RUU Pertembakauan?
"Jadi ada sembilan titik, coba perhatikan gusi, bibir, lidah kanan, lidah kiri, dasar mulut, langit-langit, rongga pipi kanan, rongga pipi kanan dan kelenjar liur. Jika dikenali adanya perubahan warna, tekstur, luka yang tidak sembuh-sembuh lebih dari satu bulan segera konsultasikan ke dokter gigi maupun spesialis mulut," tandas dia.