Baru, Ilmuwan Uji Coba Alat Kontrasepsi Berbentuk Gel

Kamis, 29 November 2018 | 19:45 WIB
Baru, Ilmuwan Uji Coba Alat Kontrasepsi Berbentuk Gel
Alat kontrasepsi baru buatan ilmuwan berbentuk gel. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bicara soal alat kontrasepsi, yang terpikirkan pasti kondom dan pil KB. Nah, ilmuwan saat ini sedang mengembangkan alat kontrasepsi baru berbentuk gel.

Badan National Institutes of Health di Amerika Serikat tengah melakukan penelitian eksperimental untuk mengevaluasi efektivitas gel yang dipercaya dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi bagi laki-laki dan menggantikan kondom atau vasektomi.

Gel yang disebut NES/T tersebut mengandung senyawa progestin segesteron asetat dan testosteron.

Caranya menggunakannya mudah, gel hanya perlu dioleskan di bagian punggung atau bahu hingga kemudian diserap oleh kulit.

Baca Juga: Penggunaan Alat Kontrasepsi Turun, BKKBN Edukasi Ini ke Anak Muda

Kandungn progestin sendiri dipercaya mampu memblokir produksi testosteron secara alami dan mengurangi produksi sperma hingga tingkat terendah.

Untuk menguju gel tersebut, peneliti telah mendaftarkan 420 pasangan suami istri untuk kemudian diuji.

Nantinya, pasangan lelaki akan diminta menggunakan gel NES/T setiap hari selama 4 sanpai 12 minggu untuk menentukan apakah mereka dapat menoleransi formula tanpa efek samping yang berarti.

Jika tingkat sperma tidak menurun, mereka akan diminta untuk terus menggunakan formulasi gel tersebut hingga 16 minggu.

"Banyak perempuan tidak dapat menggunakan kontrasepsi hormonal sementara metode kontrasepsi lelaki terbatas pada vasektomi dan kondom. Metode kontrasepsi lelaki yang aman, efektif dan teruji telah menjadi kebutuhan masyarakat," kata Diana Blithe dari Institut Kesehatan Anak dan Pengembangan Manusia di NIH, dikutip dari NY Post.

Baca Juga: Kontrasepsi Hormonal Bisa Bikin Sulit Hamil, Mitos atau Fakta?

Setelah penelitian, pihak lelaki akan tetap dalam penelitian untuk dilakukan observasi selama 24 minggu tambahan setelah berhenti menggunakan gel untuk memeriksa efek samping.

Penelitian ini akan dilakukan di Los Angeles Biomedical Institute dan University of California Los Angeles Medical Center serta University of Washington di Seattle.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI