Pemberian Suplemen Sinbiotik Dapat Bantu Pasien Lupus

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 27 November 2018 | 16:34 WIB
Pemberian Suplemen Sinbiotik Dapat Bantu Pasien Lupus
Pemberian suplemen sinbiotik (probiotik dan prebiotik) memiliki efek baik bagi pasien Lupus.. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lupus eritematosus sistemik atau systemic lupus erythematosus merupakan penyakit autoimun kronik yang dapat menyerang berbagai organ. Nah, penelitian terbaru dari Universitas Indonesia menyebut pemberian suplemen sinbiotik (probiotik dan prebiotik) memiliki efek baik bagi pasien Lupus.

Penelitian yang dilakukan dr. Alvina Widhani, SpPD, KAI dan dipresentasikan pada tanggal 27 November 2018 dalam rangka ujian promosi Doktor dalam bidang Biomedik mendapatkan bahwa pemberian suplementasi sinbiotik sebagai terapi tambahan selama 60 hari dapat memperbaiki komposisi dan fungsi bakteri di usus.

"Pemberian suplementasi dapat menekan peradangan dan memperbaiki aktivitas penyakit pada pasien lupus, namun tidak didapatkan perubaan bermakna dari respons imun spesifik," tulis dr. Alvina, dalam rilis resmi yang diterima Suara.com, Selasa (27/11/2018).

Pemberian suplementasi sinbiotik yang berisi probiotik (bakteri saluran cerna yang bermanfaat untuk kesehatan) dan prebiotik (komponen diet yang dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri komensal di saluran cerna) sebagai terapi tambahan pada pasien lupus diharapkan dapat memperbaiki keseimbangan tersebut.

Baca Juga: Lupus Picu Perlengketan Usus dan Gagal Ginjal pada Bocah Viara

Pengobatan standar saat ini pada pasien lupus adalah obat yang bersifat menekan kekebalan tubuh agar tidak berlebihan.

Selama penelitian pasien tetap meneruskan obat standar yang rutin dikonsumsi sebelumnya. dr Alvina menambahkan bahwa tidak terdapat perbedaan adverse event antara kelompok yang mendapat terapi sinbiotik dengan yang tidak mendapat terapi (plasebo).

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah perubahan yang terjadi menetap setelah suplementasi dihentikan. Selain itu, perlu dilakukan penelitian dengan waktu intervensi yang lebih lama untuk mengetahui apakah terdapat perubahan respons imun spesifik  

Lupus merupakan penyakit autoimun yang bisa menyerang berbagai organ, mulai dari sendi, kulit, dan sel darah, hingga ginjal dan saraf. Penyakit autoimun merupakan penyakit di mana sel kekebalan tubuh menyerang sel tubuh sendiri. Gejala lupus bisa ringan sampai mengancam nyawa.

Seseorang bisa terkena lupus karena memiliki faktor predisposisi genetik yang kemudian dicetuskan oleh faktor lingkungan seperti infeksi virus, sinar ultraviolet, atau hormon. Faktor lain yang juga berperan dan banyak diteliti saat ini adalah bakteri yang ada di saluran cerna.

Baca Juga: Lupus Tak Halangi Tiara Savitri Menaklukkan Himalaya

Ketidakseimbangan bakteri saluran cerna dapat memengaruhi kekebalan tubuh, yang kemudian dapat memengaruhi aktivitas penyakit lupus. Oleh karena itu, upaya yang dapat memperbaiki keseimbangan bakteri di usus diharapkan dapat memperbaiki respons kekebalan tubuh pada pasien lupus sehingga dapat membantu pengobatan pasien.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI