Suara.com - Pengidap cerebral palsy bisa jadi sulit untuk mandiri karena penyakitnya. Nah, alat bantu gerak ini disebut mampu membuat pengidap celebral palsy untuk lebih mandiri. Alat apa?
Setiap tahunnya, 3 Desember selalu diperingati sebagai Hari Difabel Internasional. Untuk memperingati Hari Difabel Internasional nanti, Dare Foundation membuat program bertajuk Delivering Dream, sebuah program pemberian 38 unit alat bantu orthosis atau penguat anggota gerak tubuh bagi penderita cerebral palsy yang kurang mampu.
Cerebral palsy sendiri merupakan gangguan gerakan, otot, atau postur yang disebabkan oleh cedera atau perkembangan abnormal di otak. Kondisi ini paling sering terjadi sebelum kelahiran dan tanda serta gejala umumnya muncul selama masa bayi atau prasekolah.
"Perayaan ini buat untuk menyenangkan hati teman-teman difabel. Kami ingin membuat anak-anak cerebral palsy merasa senang," ujar CEO Dare Foundation, Chocky Christian.
Baca Juga: Cerebral Palsy Tak Surutkan Jason Georly Menjadi Atlet Tenis Meja
Dare Foundation sendiri telah bergerak membantu para penyandang masalah cerebral palsy sejak 2014 lalu. Kata Chocky, program Delivering Dream dibuat khusus bagi keluarga penderita cerebral palsy yang datang dari kalangan tidak mampu.
"Alat orthosis seperti ini dulu dibuat massal. Sebetulnya ini metode yang laik dibuat satu persatu karena ukuran tubuh setiap orang berbeda. Ini bisa jadi treatment karena tujuan alat ini adalah prefentif," jelasnya.
Melalui program ini, Chocky berharap para difabel dapat memiliki kemampuan lebih di balik kondisi tubuhnya yang dianggap kurang.
"Apalagi kemarin ada paragames yang sangat tepat. Di balik kekurangannya, mereka juga mampu," pungkas Chocky.
Baca Juga: Anak Lelaki Pengidap Cerebral Palsy Sukses Berkat Cinta Ibunya