Suara.com - Masalah kesehatan gigi dan mulut masih menghantui masyarakat Indonesia. Sayangnya, jumlah dokter gigi spesialis bedah mulut di Indonesia masih minim.
Ketua Umum Persatuan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial (PABMI), drg. Muhammad Syafrudin Hak, Sp.BM, menyatakan saat ini jumlah dokter gigi ahli bedah mulut dan maksilofasila 417 orang. Padahal menurutnya, kebutuhan minimal dokter gigi spesialis bedah mulut adalah sekitar 1.000 orang.
"Kita memang masih jauh sekali dari jumlah idealnya, pasnya perbandingan 1:7, satu dokter bedah mulut menangani 7 pasien operasi mulut dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan mulut," kata Muhammad Syafrudin Hak disela-sela pertemuan ilmiah tahunan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial Indonesia PIT - IV PABMI, di Hotel Inna Muara, Padang, baru-baru ini.
Jumlah ideal ahli bedah mulut sulit terpenuhi karena jumlah perguruan tinggi yang memiliki pendidikan Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial di Indonesia hanya ada di 4 perguruan tinggi, yakni Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.
Baca Juga: Perawatan Gigi di Malaysia Diminati Pasien Luar Negeri
Menurut Syafrudin keterbatasan ini berdampak kepada pelayanan masyarakat yang membutuhkan penanganan operasi bedah mulut tersebut.
Di sisi lain kata Syafrudin meskipun Indonesia masih kekurangan ahli bedah mulut, di kawasan Asia, Indonesia dinilai maju dalam teknologi dan peralatan serta rehabilitasi bedah mulut dan maksilofasial bersama India dan Amerika Serikat.
"Pusat pendidikan dokter spesialis bedah mulut Unpad baru-baru ini telah meluluskan 30 orang ahli bedah mulut lagi," tutupnya. (ANTARA)