Sebelum Berobat Ke Luar Negeri, Pertimbangkan 6 Hal Ini

Kamis, 22 November 2018 | 15:54 WIB
Sebelum Berobat Ke Luar Negeri, Pertimbangkan 6 Hal Ini
Ilustrasi berobat ke luar negeri. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berobat atau melakukan perawatan medis ke luar negeri cukup banyak dilakukan masyarakat Indonesia. Hal-hal seperti tenaga medis berpengalaman dan layanan yang cepat mejadi alasan mereka memilih berobat ke luar negeri. Kendati demikian, ada beberapa risiko atau kekurangan yang perlu diketahui calon pasien jika ingin berobat atau melakukan perawatan medis ke luar negeri.

Nah, sebelum memutuskan untuk berobat atau melakukan perawatan medis di luar negeri, alangkah baiknya mengetahui beberapa kekurangannya berdasarkan informasi yang dirilis Medical Travel News GO.CARE berikut ini.

Adanya biaya tambahan pengobatan
Berobat ke luar negeri tidak hanya mengeluarkan biaya pengobatan, akomodasi, transportasi, dan biaya hidup selama di negara tujuan. Ada juga biaya tak terduga yang mungkin perlu Anda keluarkan selama menjalani pengobatan. Beberapa situasi dan kondisi yang membuat pasien perlu membayar biaya pengobatan ekstra, seperti biaya komplikasi pasca operasi, kamar rawat inap di rumah sakit, biaya obat-obatan dan tindakan pengobatan tambahan.

Perjalanan jarak jauh
Yang namanya berobat ke luar negeri memang mengharuskan pasien untuk terbang dari negara asalnya menuju negara tujuan. Waktu penerbangan yang ditempuh tentu tergantung dari negara tujuan pilihan pasien, di mana hal tersebut bisa memakan waktu 3-9 jam lamanya. Hal ini tentu berisiko apabila pasien telah berusia lanjut atau pasien menderita penyakit yang cukup parah.

Baca Juga: Orang Gangguan Jiwa Bisa Nyoblos, JPPR: Sulit Ngukur Kesadarannya

Kondisi kesehatan pasca pengobatan
Salah satu hal yang patut dipertimbangkan saat berobat ke luar negeri adalah kondisi pasca tindakan pengobatan. Pasien perlu berkonsultasi kepada dokter mengenai waktu pemulihan dan istirahat sebelum kembali pulang ke negara asal.

Melakukan penerbangan terlalu cepat pasca pengobatan dapat membahayakan kondisi kesehatan Anda, misalnya pembekuan darah, nyeri otot, kram, dan lainnya. Namun, rata-rata dokter menyarankan minimal satu minggu waktu pemulihan sebelum melanjutkan penerbangan.

Reputasi rumah sakit dan staf medis
Saat memutuskan untuk melakukan perawatan medis di luar negeri, pastikan untuk memilih rumah sakit dan tenaga medis dengan reputasi yang baik. Kesalahan dalam memilih rumah sakit dan tenaga medis yang kurang tepat akan berakibat pada kondisi kesehatan Anda.

Bahasa yang digunakan saat komunikasi
Sebagian besar negara tujuan wisata medis sudah menjamin para dokter dan staf medisnya mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Namun, bukan berarti masalah komunikasi tidak dapat terjadi, apalagi di negara yang tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari.

Lingkungan yang terkesan asing
Tinggal di negara orang, walaupun hanya sementara memang akan terasa asing. Hal ini yang kerap membuat pasien merasa bingung dan khawatir. Belum lagi dengan pola perilaku, bahasa yang tidak dipahami, lingkungan, hingga jenis makanan dan minuman yang berbeda, bukan tidak mungkin akan membuat Anda merasa tidak nyaman. Inilah yang kerap membuat pasien menjadi stres dan memberikan dampak terhadap hasil pengobatan yang tengah dijalani.

Baca Juga: Ragam Budaya Nusantara Tampil di Parade Pelangi Budaya Belitung

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI