Para peserta ini kemudian diminta untuk menjalankan rutinitas hariannya seperti biasa. Sayangnya, hasil penelitian belum tersedia sehingga belum bisa diketahui apa penyebab pastinya.
Namun, Peters menduga bahwa stres, kebisingan suara jalanan, dan polusi emisi gas buang kendaraan adalah faktor-faktor yang menyumbang kontribusi besar dalam meningkatkan risiko serangan jantung akibat kemacetan.
Saat macet, otomatis paparan polusi ini menjadi semakin banyak terhirup oleh tubuh. Tak hanya itu, karena stres pun memang membawa dampak negatif nyata pada tubuh secara keseluruhan.
Efek negatif polusi dan kebisingan pada kesehatan jantung
Baca Juga: Tidak Hanya Mobil, Hyundai Mulai Kembangkan Drone
Polusi udara mengandung berbagai macam senyawa berbahaya untuk tubuh. Dikutip dari laman American Heart Association, Dr Luepker, seorang ahli epidemiologi, menyatakan bahwa efek jangka pendek akut polusi cenderung menyerang orang-orang yang sudah lanjut usia dan sudah memiliki penyakit jantung.
Misalnya, orang dengan aterosklerosis berisiko tinggi terkena efek polusi secara langsung. Ketika polutan masuk ke dalam tubuh dan mengiritasi paru-paru serta pembuluh darah di sekitar jantung maka hal ini bisa memicu serangan jantung.
Polusi dari kemacetan juga memiliki efek peradangan pada jantung yang menyebabkan adanya masalah kardiovaskular kronis, dengan begitu, penyakit serangan jantung bisa dengan mudah muncul secara tiba-tiba.