Suara.com - Ilmuwan menemukan terobosan baru untuk mendeteksi dini demensia atau penyakit pikun. Studi menyebut pemindaian di pembuluh darah daerah leher bsia menunjukkan risiko demensia.
Dr Scott Chiesa dari University College London melakukan studi kepada 3.191 partisipan sejak tahun 2002 hingga 2017. Ditemukan bahwa orang dengan denyut nadi di leher lebih kencang berisiko lebih tinggi mengalami demensia.
Denyut nadi di leher yang kencang bisa merusak pembuluh darah kecil di otak. Dalam jangka panjang, hal ini meningkatkan risiko terjadinya mini-stroke, alias pecahnya pembuluh darah kecil di otak yang bisa mengganggu fungsi kognitif seseorang.
Nah, pemindaian sederhana dengan mesin MRI disebut bisa mendeteksi apakah denyut nadi di leher seseorang tergolong kencang atau tidak.
Baca Juga: Secangkir Kopi Dark Roast Ampuh Cegah Demensia dan Parkinson
"Demensia merupakan kondisi yang terjadi dalam waktu panjang. Jadi ketika seseorang sudah terdiagnosis demensia, maka tandanya sudah terlambat untuk melakukan apapun," ujarnya, dikutip dari BBC.
Pemindaian untuk melihat denyut nadi di leher ini akan membantu pasien berisiko tinggi demensia, dengan cara membuat mereka mengubah gaya hidup. Antara lain mengontrol kadar kolesterol, diet sehat, dan berhenti merokok.
"Karena itu, risiko demenesia harus diketahui sedini mungkin, untuk mencegah penyakit ini berkembang," tutupnya.