Suara.com - Di seluruh dunia, sekitar 15 juta bayi lahir prematur per tahunnya. Indonesia sendiri menempati peringkat ke-5 kelahiran prematur tertinggi di dunia, dengan angka kejadian 15,5 persen.
Disampaikan, dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, SpA (K) selaku Dokter Anak Konsultan Neonatalogi di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) anak disebut lahir prematur jika Iahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu akibat berbagai kondisi.
Dengan kondisi tubuh yang belum optimal dan besarnya tantangan pemenuhan nutrisi, anak yang terlahir prematur membutuhkan perhatian dan penanganan khusus untuk bisa mendukung tumbuh kembang dan masa depannya.
Namun pada orangtua yang sudah pernah memiliki anak lahir prematur, ada pertanyaan yang kerap membayangi, antara lain mungkinkah anak selanjutnya juga akan lahir secara prematur? Dr Putri mengatakan masih ada kemungkinan anak selanjutnya lahir secara prematur. Namun Ia mengimbau agar hal ini tak membuat para orangtua mengurungkan diri memiliki anak selanjutnya.
Baca Juga: Begini Prosedur Pertolongan Pertama Menolong Orang yang Tenggelam
"Masih ada kemungkinan anak selanjutnya lahir prematur. Tapi jangan jadi kekhawatiran untuk memiliki anak kedua, ketiga. Kan seorang manusia ditentukan bukan mulai saat dia lahir. Tapi dari sebelumnya," ujar dr Putri dalam Bicara Gizi bertema "Dukung Si Kecil yang Lahir Prematur untuk Tumbuh Kembang Optimal" di Jakarta, Sabtu (17/11/2018).
Untuk itulah Ia mengimbau para kaum hawa untuk mempersiapkan kehamilan sebaik mungkin. Sebelum berencana hamil, maka kondisi tubuh perempuan harus sehat. Jika memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau hipertensi, ada baiknya untuk melakukan konsultasi ke dokter agar kondisi ini bisa dikontrol.
"Kalau mau hamil harus dipersiapkan. Makan harus benar. Kalau ada sakit harus dibenarin dulu. Ada kurang darah, mikronitruen harus dibenerin dulu. Terus kontrol ke dokter kandungan ada penyakit hipertensi, diabetes itu dikontrol dulu, diharapkan selanjutnya nggak hamil prematur," imbuh dia.
Penyebab bayi lahir prematur sendiri, kata dr Putri multifaktor. Jadi bukan berarti intervensi yang dilakukan sudah pasti dapat mencegah bayi lahir prematur. Namun tak ada salahnya mempersiapkan yang terbaik sehingga risikonya semakin rendah.
"Dan itu yang masih banyak dan terus dicari tahu untuk menurunkan angka kelahiran prematur karena penyebabnya multi faktor, bisa karena kondisi ibunya, kondisi anaknya, atau mungkin juga karena kondisi ari-arinya," katanya menandaskan.
Baca Juga: 4 Manfaat Tunda Mandikan Bayi Setelah Lahir