Suara.com - Wabah sifilis telah dinyatakan di Adelaide, otoritas kesehatan memperingatkan bayi yang belum lahir dapat meninggal jika penyakit kelamin menular ini menyebar melalui rahim.
Mengutip ABC.net.au, (14/11/2018) otoritas kesehatan SA Health mengeluarkan peringatan kepada seluruh tenaga medis dan menyarankan wabah sifilis secara resmi diperluas ke Adelaide, setelah sebelumnya hanya berada di negara bagian Far North, Eyre Peninsula dan wilayah barat.
Bicara Sifilis, DR. Dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, FINSDV menjelaskan bahwa Sifilis merupakan penyakit infeksi bakteri yang bersifat sistemik dan kronis, selama perjalanan penyakit dapat menyerang seluruh organ tubuh.
"Pada perjalanannya terdapat stadium laten tanpa menimbulkan manifestasi lesi di tubuh dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan. Mengenai wabah di Adelaide, bagaimana bisa sampai terjadi wabah sifilis karena penyakit ini mempunyai stad laten tanpa adanya gejala, sehingga seringkali pasien sering kali tidak mendapatkan pengobatan dan menjadi sumber infeksi bagi pasangan seksualnya," beber DR. I Gusti Nyoman saat dihubungi Suara.com, Kamis (15/11/2018).
Baca Juga: Ini Penampakan Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Menurut DR. I Gusti Nyoman, penularan dari penyakit sifilis ini membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu dari terinfeksi sampai menimbulkan gejala ulkus atau luka di kelamin.
"Sifilis bisa kena kepada ibu hamil, karena infeksi ini dapat menembus plasenta sehingga jika terjadi infeksi pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadi infeksi pada anak yang dikandung dan juga dapat menyebabkan infeksi kongenital," jelasnya.
Wabah Sifilis disebut sangat berbahaya karena bisa menimbulkan penderitanya meninggal dunia. Lalu apakah Sifilis bisa diobati?
"Sifilis bisa menyebabkan infeksi lanjutan pada berbagai macam organ jika tidak dtangani dengan tepat, Sifilis ada stadiumnya, dari stadium dini dan lanjut. Namun ini bisa disembuhkan jika dlakukan terapi segera," tegas DR. I Gusti Nyoman,
Demi mengetahui apakah seseorang kena Sifilis, DR. I Gusti Nyoman memberikan ciri-ciri fisik.
Baca Juga: Jokowi Bukan Orator Baik, Tapi Komunikator Politik yang Baik
"Sifilis tergantung dari stadiumnya, pada stadium awal akan muncul luka atau ulkus pada alat kelamin, stadium 2 dapat menimbulkan gejala bercak kemerahan di badan, telapak tangan, benjolan di alat kelamin, alopesia, limfodenopati generalisata dan pada stadium ini dapat menyerupai penyakit lainnya sehingga disebut great imitator," bebernya.
Meski sifilis merupakan salah satu jenis penyakit kelamin berbahaya, banyak masyarakat salah kaprah karena penyakit sifilis disebut gejala awal seseorang kena HIV-AIDS.
"Kalau sudah kena Sifilis benarkah dia bakal HIV-AIDS? Itu anggapan salah, jika kita kena sifilis belum tentu kita bakal kena HIV, namun karena penyakit ini merupakan penyakit menular seksual sehingga banyak sekali pasien dengan Sifilis yang disertai infeksi HIV. Maka dari itu kembali lagi lakukan seks aman, pencegahannya dengan memakai kondom, dan tidak berganti pasangan," tutup DR. I Gusti Nyoman yang juga Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNUD.