Suara.com - Jika Anda memperhatikan tren selebriti di Indonesia, banyak di antara mereka yang memiliki gigi sangat putih bahkan lebih putih dari warna gigi pada umumnya. Ada banyak metode untuk membuat tampilan gigi menjadi lebih putih, salah satunya veneer.
Disampaikan drg. Diono Susilo selaku Sekjen Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) veneer sebaiknya tidak dilakukan sembarangan, apalagi hanya sekadar mengikuti tren.
Menurut drg Diono, veneer bisa dilakukan untuk mereka yang memiliki gigi sangat kusam sehingga satu-satunya cara terbaik untuk menutupi gigi aslinya adalah dengan menggunakan teknik veneer.
"Veneer itu di lapisan luar gigi. Veneer seharusnya tergantung indikasi. Apakah memang membutuhkan. Kalau pada mereka yang harus mengonsumsi antibiotik itu giginya kusam, nah mungkin dia bisa pakai veneer untuk menutupi kekurangannya," ujar drg Diono dalam temu media di Jakarta, Rabu (14/11/2018).
Baca Juga: Ingin Memutihkan Gigi, Pilih Veneer atau Bleaching?
Diono menambahkan, ada banyak risiko yang terjadi jika seseorang melakukan veneer tanpa indikasi. Salah satunya dapat menyebabkan gigi bagian dalam menjadi rusak karena tertutupi oleh lapisan veneer.
Selain veneer yang kerap disalahgunakan karena alasan tren, ada pula pula perawatan gigi lainnya yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia yakni pemasangan behel.
Menurut drg Diono pemasangan behel atau kawat gigi tak sesuai indikasi dapat mengganggu fungsi pengunyahan yang pada gilirannya dapat menimbulkan ketidak nyamanan.
"Banyak yang bergaya pakai kawat. Yang sangat disayangkan fungsi pengunyahan yang tidak nyaman jadi terganggu. Ada juga gigi yang tidur keluar. Itu dampak yang tidak diinginkan. Kalau kebutuhan iya boleh, kalau tren jangan," tandas dia.
Nah, jelas ya pesan dari dokter gigi soal jangan pasang kawat atau veneer hanya untuk mengikuti tren.
Baca Juga: Veneer Gigi Millendaru Disebut Pecah, Ini Plus-Minus Pakai Veneer