Lupus Picu Perlengketan Usus dan Gagal Ginjal pada Bocah Viara

Rabu, 14 November 2018 | 10:59 WIB
Lupus Picu Perlengketan Usus dan Gagal Ginjal pada Bocah Viara
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Viara Hikmatun Nisa, bocah berusia 14 tahun ini tetap menunjukkan raut wajah yang ceria meski harus duduk di kursi roda. Di usianya yang masih terbilang belia, ia harus bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani cuci darah atau hemodialisis.

Syaiful Hady, sang ayah, menceritakan bahwa Viara mengidap gagal ginjal dari kondisi lupus yang dideritanya. Jauh sebelum Viara didiagnosis gagal ginjal, gadis kecil Syaiful ini lebih dulu harus diuji dengan penyakit usus buntu yang dideritanya pada usia tujuh tahun.

"Jadi tiba-tiba ada benjolan ungu di perut Viara. Setelah diperiksa, kata dokter harus dioperasi. Setelah operasi beberapa bulan kemudian perutnya kembung lagi. Di operasi lagi, kembung lagi. Terus akhirnya kita bawa ke rumah sakit di Jember barulah ketahuan kalau dia ada perlengketan usus," ujar Syaiful dalam temu media bertema Gangguan Ginjal pada Anak di Kementerian Kesehatan, Selasa (13/11/2018).

Tak cuma sampai di situ, lelaki asal Situbondo, Jawa Timur ini menambahkan, lagi-lagi Viara harus kembali mengalami kondisi yang sama dan membuatnya harus menjalani operasi untuk memotong ususnya sepanjang 70 cm yang telah membusuk.

Baca Juga: Usai Bacok Warga, Suntoro Senang Bisa Nikahi Sipuk Secara Gratis

"Operasi ketiga beberapa hari kemudian jahitannya lepas. Kemudian dokter berusaha menutupnya dengan plastik. Saya lihat bagaimana usus Viara terpampang jelas. Dokter bilang jahitan lepas karena sudah dioperasi tiga kali dan disayat di tempat yang sama," tambah Syaiful.

Hingga akhirnya dokter menggunakan kulit paha Viara untuk menutup perutnya yang terbuka karena jahitan operasi. Dalam kondisi tersebut, Viara dalam kondisi koma sampai 50 hari. Usai bangun dari tidur panjangnya, Viara menampakkan gejala lain yang mengarah pada gagal ginjal.

"Dua minggu pulang dari ICU, ketika kontrol ketiga kali, divonis gagal ginjal. Akhirnya dia diharuskan cuci darah, tapi saya bingung harus di bawa ke mana. Rata-rata cuci darah itu untuk dewasa. Tiap 30 menit cuci darah, Viara ngos-ngosan. Hingga akhirnya saya dapat info kalau di RSCM ada klinik hemodialisis khusus anak, (tahun) 2015 saya boyong ke Jakarta," tambah Syaiful.

Menurut dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) dari FKUI RSCM, penyakit gagal ginjal dan perlengketan usus yang dialami Viara turut dipicu oleh kondisi lupus. Hal ini membuat kekebalan tubuh Viara menjadi lemah sehingga rentan terkena penyakit kronik.

"Bisa juga ketika dia usus buntu perlu operasi berulang itu sudah dalam kondisi lupus. Benar saja ketika dokter melakukan pemeriksaan lebih detil Viara mengalami lupus, yang membuat tubuhnya ada kelainan kekebalan tubuh sehingga terjadi operasi berulang," tambah dia.

Baca Juga: Suap Meikarta, Sekretaris Pribadi Mantan Bos Lippo Diperiksa KPK

Kini sudah lima tahun Viara menjalani cuci darah untuk mengatasi gagal ginjal yang dialaminya. Rencananya pada tahun depan, Viara akan dijadwalkan menjalani transplanrasi ginjal agar kondisinya lebih baik.

Meski mengidap penyakit yang serius, Viara yang hobi menggambar ini tetap tersenyum di hadapan para awak media. Bahkan Syaiful mengatakan semangat Viara sama seperti anak-anak lainnya yang aktif melakukan banyak kegiatan seperti menggambar hingga membuat buah tangan yang dijualnya melalui ecommerce dan akun Instagramnya.

"Viara ini walau sedang cuci darah tetap semangat. Kadang dia sambil bikin kalung atau gelang, nanti dijual ke Profesor atau dokter yang menanganinya. Pinter dagang dia, walau saya ingatkan juga takutnya terlalu banyak gerak mengganggu kesehatannya," tandas Syaiful.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI