Anak Juga Bisa Gagal Ginjal, Kenali Gejalanya Lebih Awal

Selasa, 13 November 2018 | 16:28 WIB
Anak Juga Bisa Gagal Ginjal, Kenali Gejalanya Lebih Awal
Ilustrasi ginjal dalam tubuh manusia. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gagal ginjal selama ini identik dengan penyakit yang dialami orang dewasa. Pasalnya terapi cuci darah pada pasien gagal ginjal memang kerapkali lebih banyak dilakukan orang dewasa. Namun jangan salah, anak-anak juga bisa menderita penyakit gagal ginjal.

Disampaikan dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak dari FKUI RSCM, penyakit gagal ginjal pada anak bisa dibawa akibat gangguan ginjal yang dialami anak sejak lahir atau didapat setelah lahir.

"Pada kasus gangguan ginjal bawaan sejak lahir umumnya ditandai dengan adanya kelainan bentuk ginjal dan saluran kemih. Sedangkan gangguan ginjal yang didapat setelah lahir biasanya ditandai dengan infeksi saluran kemih dan radang ginjal akibat berbagai proses yang bukan infeksi," ujar dia dalam temu media di Kementerian Kesehatan, Selasa (13/11/2018).

Lebih lanjut Ia menjelaskan, gangguan ginjal pada anak sendiri terbagi dua yaitu gangguan ginjal akut dan kronik. Gangguan ginjal akut merujuk pada kondisi di mana ginjal anak mengalami kerusakan fungsi secara mendadak. Penyebabnya adalah penyumbatan sistem penyaringan ginjal oleh sel darah merah yang hancur, trauma luka bakar, dehidrasi, pendarahan, cidera atau operasi.

Baca Juga: Kejutan Timor Leste Mengancam Timnas Indonesia

Sedangkan gangguan ginjal kronik adalah kondisi penurunan fungsi ginjal anak secara bertahap selama kurun waktu tiga bulan atau lebih. Anak dengan gangguan ginjal kronik akan mengalami penurunan fungsi penyaringan kotoran, kontrol jumlah air dalam tubuh, serta kadar garam dan kalsium dalam darah. Akibatnya zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna akan tetap tinggal dan mengendap dalam tubuh anak sehingga lambat laun membahayakan kondisi kesehatannya.

Menurut data global, prevalensi gagal ginjal tertinggi terjadi di kawasan Asia yaitu 51-329 jiwa per 1 juta populasi anak; Eropa 55-75 jiwa per 1 juta populasi anak; dan Amerika Latin 42.5 jiwa per 1 juta populasi anak. Sementara itu, data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan pada 2017 terdapat 212 anak dari 19 RS di Indonesia yang mengalami gangguan ginjal dan menjalani cuci darah.

"Agar tidak berujung gagal ginjal pastikan orangtua menyadari gejala yang dialami anak ketika ginjalnya mengalami gangguan. Bisa dilihat dari kakinya yang bengkak karena ada urin yang tidak dikeluarkan dengan baik sehingga ada retensi cairan berlebih dalam tubuh," tambah dia.

Selain kaki dan beberapa bagian tubuh yang bengkak, gejala lainnya yang harus diperhatikan adalah adanya darah pada urin yang tidak kasat mata. Biasanya hal ini baru akan terlihat ketika dilakukan pemeriksaan urin di laboratorium.

Anak yang mengalami gangguan pada ginjal, kata dr Eka juga akan mengalami gangguan pertumbuhan. Itu sebabnya jika berat badan anak tidak naik atau bahkan terus kurun segeralah bawa ke rumah sakit karena ada kemungkinan mengidap penyakit kronik seperti gagal ginjal.

Baca Juga: Cara Mengurus Surat Kematian Korban Lion Air JT 610

"Gejala lainnya bisa berupa wajah anak yang pucat karena anemia, ada kelainan tulang, atau sesak karena penumpukan cairan dalam tubuh. Bisa juga terjadi demam karena ada infeksi di saluran kemih," tambah dia.

Anak dengan gangguan ginjal membutuhkan biaya pengobatan yang besar, terancam mengalami tumbuh kembang yang terhambat, berkendala dengan proses belajar di sekolah yang berakibat pada menurunnya prestasi, merasa rendah diri, dan yang paling membahayakan adalah risiko kematian dini.

"Oleh karena itu, sangat penting bagi para orangtua dan masyarakat luas untuk mengenali faktor risiko dan gejala gangguan ginjal pada anak. Respon orang tua dan masyarakat terhadap gangguan ginjal akan sangat memengaruhi keberlangsungan hidup anak," tandas Eka. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI