Suara.com - Profesi dokter radiologi di Indonesia masih sangat langka. Disampaikan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Pusat (PDSRI) Dr. Vonny N. Tubagus, Sp.Rad(K) hingga kini radiolog di Indonesia baru mencapai 1500-an orang.
"Tiap tahunnya hanya bertambah 100-150 spesialis radiolog," ujar dr Vonny dalam 'GE Healthcare Resmikan Pemasangan 1000 CT Scan di Kawasan Asia Tenggara' di Bekasi, Senin (12/11/2018).
Jumlah ini tentu saja tak sebanding dengan jumlah rumah sakit yang ada di Indonesia. Apalagi di era sekarang ini, di mana penggunaan teknologi canggih sebagai alat diagnosis mutlak dilakukan.
"Dengan meningkatnya teknologi alat-alat kesehatan, terutama CT scan makin berkembang dan kalau tidak diimbangi jumlah radiolog maka akan kesulitan juga kita mengimbanginya," tambah dia.
Baca Juga: Grace Joselini, Mantan Puteri Indonesia yang Jadi Dokter Timnas
Salah satu alasan mengapa jumlah radiolog di Indonesia masih sangat minim adalah terbatasnya rumah sakit pendidikan dan Fakultas Kedokteran yang memproduksi spesialis radiologi.
Di luar pulau Jawa seperti Sumatera hanya satu fakultas yang memiliki jurusan spesialis radiologi, begitu juga di Sulawesi.
"Dalam praktik medis, radiolog sering menjadi penentu diagnosis. Sebagian besar hasil pemeriksaan radiologi dalam bentuk gambar. CT scan adalah alat radiologi dengan teknologi canggih yang menggunakan sinar x sekaligus menghasilkan gambar dari organ tubuh. Tentu saja untuk mengoperasikannya membutuhkan keahlian para radiolog," tandas dia.