Suara.com - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyampaikan, penyakit jantung dan pembuluh darah, dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko, seperti merokok, diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi alkohol.
Penyakit Jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 menyebutkan lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Di satu sisi, 75 persen kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Lebih mengkhawatirkan lagi, tren penyakit jantung kini tidak hanya diderita oleh usia lanjut, namun telah bergeser pada usia muda.
"Hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi dan diabetes mellitus merupakan penyakit sebelum terjadinya penyakit jantung koroner," kata Menkes dalam Sarasehan Penguatan Pelayanan Kardiovaskuler di Rumah Sakit Jejaring di Indonesia, Sabtu (10/11/2018).
Baca Juga: Deretan Wasiat Pahlawan Nasional, dari Soekarno hingga Bung Tomo
Menkes Nila pun menyinggung hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 yang menunjukkan bahwa 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner. Dari sisi pembiayaan, berdasarkan data BPJS Kesehatan, Menkes Nila menyebut penyakit jantung menduduki peringkat teratas untuk biaya rawat inap diantara penyakit katastropik lainnya.
"Berbagai upaya telah dilakukan dalam pengembangan pelayanan kardiovaskular, salah satunya mempermudah akses bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kardiovaskular dengan cara menetapkan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita sebagai Pusat Jantung Nasional dengan tugas mengampu (memberi kuasa pada) RS jejaring kardiovaskular," ujar Menkes Nila.
"Saya mengimbau agar Rumah Sakit Jantung Harapan Kita untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien dengan pilar utama keselamatan pasien, dan senantiasa berupaya meningkatkan mutu pelayanan melalui penerapan standar akreditasi rumah sakit baik nasional maupun internasional," kata Menkes.
Upaya dalam pengembangan Rumah Sakit Jejaring tersebut kata Menkes Nila akan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan pemantapan. Strategi dalam pembinaan jejaring kardiovaskular antara lain pembinaan sarana dan prasarana, pembinaan alat kesehatan dan pembinaan SDM. Untuk pembinaan ini dilakukan perjanjian kerjasama antara Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dengan Rumah Sakit Jejaring.
"Kelengkapan sarana dan prasarana serta alat, sangat dibutuhkan untuk penunjang penegakan diagnostik yang akurat guna menentukan terapi yang tepat. Dengan demikian, biaya pengobatan dapat ditekan dan dapat menurunkan angka mortalitas pada pasien," tandas Menkes.
Baca Juga: Isi Pidato Bung Tomo yang Bakar Semangat Rakyat Surabaya