Hillary Duff Bikin Jus dari Plasenta Bayi, Adakah Manfaatnya?

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Jum'at, 09 November 2018 | 13:22 WIB
Hillary Duff Bikin Jus dari Plasenta Bayi, Adakah Manfaatnya?
Hilary Duff (Valerie Macon / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hilary Duff baru saja mengejutkan publik saat ia membuat pengakuan bahwa dirinya sudah membuat minuman smoothie dari plasenta atau ari-ari putrinya, yang dicampur dengan buah.

Hilary Duff meyakini kalau plasenta mengandung banyak manfaat kesehatan. Dikutip dari Contactmusic, ia pun mengaku membuat minuman smoothie dari plasenta sang putri dicampur dengan buah-buahan. Hilary ia mengatakan, hasilnya sangat lezat.

"Itu adalah smoothie yang paling enak yang pernah saya minum. Saya belum pernah minum smoothie yang begitu menyenangkan sejak saya berusia 10 tahun. Itu penuh kalori dengan jus dan buah, dan semuanya enak," kata Hilary Duff.

Tidak itu saja, Hilary Duff juga menyisahkan sebagian plasenta anaknya dan kemudian ia bekukan ke dalam lemari es. Hal itu ia lakukan agar bisa membuat smoothie lagi.

Baca Juga: Claudio Martinez Menyesal Pakai Ganja

Aktivitas memakan plasenta ini memang ada dan kerap disebut placentophagy. Bagi orang-orang yang percaya, mengonsumsi plasenta diyakini bisa memberi manfaat apalagi untuk ibu setelah melahirkan.

Menurut kalangan yang memercayainya, mengonsumsi plasenta usai melahirkan memiliki beberapa manfaat mulai dari meningkatkan stamina, produksi ASI meningkat, hormon stres berkurang, kadar depresi usai melahirkan berkurang, membantu rahim kembali normal, dan banyak lagi.

Meski begitu, anggapan mengenai manfaat mengonsumsi plasenta belum terbukti secara medis sepenuhnya.

Mengutip BussinessInsider, dalam sebuah wawancara tahun 2013 di Glamour Magazine, bintang Mad Man, January Jones menyarankan ibu baru memakan plasenta untuk menghindari depresi postpartum.

Ilustrasi plasenta bayi. (Shutterstocks)
Ilustrasi plasenta bayi. (Shutterstocks)

Jones menjelaskan, plasenta mengandung prostaglandin (yang membuat rahim berkontraksi), dan hormon oksitosin yang mengurangi stres.

Para pendukung makan plasenta sering merujuk pada penelitian pada 1954 yang menemukan 181 dari 210 perempuan produksi ASI-nya meningkat setelah makan plasenta.

Baca Juga: Usia Berapa Anak Boleh Diberi Smartphone?

Dan pada survei Ecology of Food and Nutrition pada 2013 menunjukkan, 189 perempuan merasakan manfaat positif dari makan organ tersebut dan yang lebih penting, mereka akan makan plasenta lagi setelah kelahiran di masa depan.

Sejumlah situs mendukung tren ini, dengan memosting resep plasenta panggang, plasenta pasta, dan smoothie plasenta. Bahkan ada peralatan untuk mengeringkan plasenta, menggiling, serta menjadikannya kapsul.

Mark Kristal, seorang ilmuwan di bidang saraf dan ahli placentophagia di University of Buffalo, menyimpulkan praktik itu harus memberikan keuntungan biologis fundamental untuk mamalia tapi sifat keuntungan ini tetap menjadi misteri.

Plasenta mengandung nutrisi dan hormon yang disampaikan ibu ke anak, tetapi tidak ada studi klinis untuk mendukung manfaat atau bahaya makan plasenta.

So, jika belum teruji klinis, masih berani makan plasenta sebagai makanan kesehatan? JIka Anda tertarik mencoba metode ini, disarankan untuk mengosultasikannya terlebih dahulu ke dokter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI