Doyan Begadang Tingkatkan Risiko Kanker Payudara?

Rabu, 07 November 2018 | 19:15 WIB
Doyan Begadang Tingkatkan Risiko Kanker Payudara?
Perempuan doyan begadang, ada hubungan dengan risiko kanker payudara? (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebiasaan begadang dan bangun pagi yang dimiliki perempuan berhubungan dengan risiko kanker payudara. Studi menemukan ada hubungan kebiasaan begadang dengan peningkatan risiko kanker payudara.

Sejatinya, setiap orang memiliki jam tubuh yang berbeda. Jam tubuh atau ritme sirkadian sendiri mampu mengatur bagaimana tubuh bekerja dalam waktu 24 jam.

Ritme sirkadian mampu memengaruhi kehidupan mulai dari jam tidur, suasana hati hingga risiko seseorang terkena serangan jantung.

Tapi sayangnya tidak semua orang memiliki ritme sirkadian yang sama. Beberapa orang memiliki tipe yang doyan bangun pagi, atau disebut larks. Mereka bangun sangat awal pada pagi hari dan merasa lelah saat menjelang larut malam.

Baca Juga: Jeruk Limau Bisa Turunkan Berat Badan Hingga Cegah Kanker

Ada juga orang malam yang doyan begadang atau disebut tipe burung hantu. Tipe ini biasanya sulit bangun pagi, produktif di malam hari dan lebih memilih untuk tidur larut malam hingga dini hari.

Dan menurut para peneliti dari Universitas Bristol, Inggris, hal tersebut berhubungan dengan risiko terkena kanker payudara.

Lewat metode pengacakan Mendelian, peneliti menganalisis data sekitar 341 DNA yang mengontrol apakah seseorang termasuk dalam tim bangun pagi atau begadang.

Mereka menggunakan metode tersebut untuk melakukan penelitian dengan mengambil data dari 180.000 perempuan di Biobank Inggris, dan hampir 230.000 perempuan dari studi Konsorsium Asosiasi Kanker Payudara.

Menurut peneliti, orang-orang yang secara genetis menjadi doyan bangun pagi lebih kecil kemungkinannya menderita kanker payudara daripada yang doyan begadang.

Baca Juga: Khawatir Performa Seks, Pasien Kanker Prostat Lebih Pilih Mati

Itu artinya, orang-orang yang aktif di malam hari lebih mungkin menderita kanker payudara.

Tapi tentu saja penelitian ini hanya sebuah potret kecil karena hanya menunjukkan dua dari 100 burung hantu mengembangkan kanker payudara dibandingkan dengan satu dari 100 orang yang bangun pagi.

"Temuan ini berpotensi sangat penting karena tidur mudah dimodifikasi. Penelitian sebelumnya telah melihat dampak dari kerja shift, tetapi ini menunjukkan mungkin ada faktor risiko untuk semua perempuan," kata Dr Rebecca Richmond dari University of Bristol, dikutip dari BBC.

Selain itu, usia dan riwayat keluarga merupakan faktor risiko utama lainnya untuk mengembangkan kanker payudara.

Jadi apakah tidur nyenyak akan menghentikan seseorang terkena kanker?

Tidak sesederhana itu. Dr Richmond mengatakan masih terlalu dini untuk memberikan kesimpulan yang lebih jelas.

"Kami masih perlu mengetahui apa yang membuat orang yang beraktivitas di sore hari lebih berisiko daripada orang pagi. Kita perlu membongkar hubungannya," katanya.

Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dan ilmu pengetahuan tidak pernah benar-benar 100 persen pasti. Tetapi hasil penelitian ini cocok dengan gambaran besar yang muncul lebih dulu.

Karena menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, kerja shift malam dapat mengganggu jam tubuh dan terkait dengan meningkatnya risiko terkena kanker.

"Hasil yang menarik ini menambah bukti bahwa ada tumpang tindih antara genetika ketika kita lebih suka tidur dan risiko kanker payudara, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk uraikan secara spesifik hubungan ini," kata Dr Richard Berks dari Breast Cancer Now.

Studi dari Universitas Bristol tersebut telah dipresentasikan pada acara Konferensi Kanker NCRI di Glasgow, Skotlandia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI