Khawatir Performa Seks, Pasien Kanker Prostat Lebih Pilih Mati

Selasa, 06 November 2018 | 13:45 WIB
Khawatir Performa Seks, Pasien Kanker Prostat Lebih Pilih Mati
Kanker prostat, salah satu penyakit yang ditakuti kaum lelaki. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi menemukan bahwa banyak pasien kanker prostat lebih memilih risiko mati ketimbang menjalani operasi lantaran khawatir hasil operasi mengganggu perfoma seks.

Peneliti menyebutkan bahwa sekitar 47 ribu lelaki di Inggris didiagnosis mengidap kanker prostat setiap tahun dengan tingkat keparahan yang sangat bervariasi.

Berdasarkan penelitian, lanjut peneliti, para lelaki pengidap kanker prostat tersebut lebih memilih mengambil risiko mati dini daripada harus melakukan operasi kanker prostat, karena khawatir hasil operasi justru dapat merusak performa seks.

Lelaki dengan kanker prostat lebih bersedia menjalani hidup singkat demi menghindari efek samping operasi dan radioterapi.

Baca Juga: Jaksa Disebut Sudah Ajukan Banding Terkait Vonis Roro Fitria

Penelitian yang dilakukan melibatkan lebih dari 600 pasien kanker prostat di Inggris. Hasilnya, para pengidap kanker lebih cemas akan kehidupan seks akibat dampak pengobatan dan kemungkinan inkontinensia.

Penelitian yang dipimpin oleh Imperial College London ini menunjukkan lelaki akan senang melanjutkan petualangan hidup tanpa operasi.

Padahal, pengobatan bagi pengidap kanker prostat dengan level ganas tidak boleh ditunda. Namun, karena banyak penderita yang menghindari pengobatan, akibatnya setiap tahun sekitar 11.800 lelaki di Inggris meninggal dunia akibat kanker prostat.

Lain halnya jika kanker di dalam prostat tidak menyebar, maka pengobatannya hanya perlu dengan 'pengawasan aktif' saja. Namun sampai sekarang banyak dokter tidak mau mengambil risiko, dengan asumsi bahwa lelaki ingin meningkatkan peluang bertahan hidup mereka dengan segala cara.

Sekitar 20.000 lelaki per tahun saat ini menjalani perawatan termasuk radioterapi atau operasi yang sebenarnya tidak diperlukan.

Baca Juga: Keluarga Tak Kuasa Menahan Tangis di Lokasi Jatuhnya Lion Air

Sementara itu, pemimpin studi Profesor Hashim Ahmed, yang mempresentasikan temuan pada konferensi National Cancer Research Institute di Glasgow beberapa waktu lalu, mengatakan lelaki dengan kanker prostat level awal harus menjalani pengawasan aktif dengan melakukan pemeriksaan rutin, dan terapi yang lebih invasif, seperti pengangkatan kelenjar prostat atau radioterapi.

Dia menambahkan, lelaki yang menjalani pengobatan memang menderita beberapa efek samping, seperti inkontinensia urin, butuh menggunakan bantalan untuk sehari-hari, kehilangan fungsi ereksi, meskipun sudah dibantu obat seperti Viagra, dan beberapa akan memerlukan perawatan lebih lanjut.

"Kami tahu lelaki ingin hidup lebih lama, tetapi banyak dari mereka depresi pasca pengobatan akibat kualitas hidup dan hubungan pribadi mereka terpengaruh," bebernya tentang bukti ilmiah yang menunjukkan pasien kanker prostat lebih memilih risiko mati ketimbang menjalani operasi, karena takut mengganggu perfoma seks seperti dilansir Dailymail, Selasa (6/11/2018).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI