Suara.com - Siapa saja yang berpotensi terkena kanker penis? Menurut ahli urologi James Wysock, M.D., lelaki yang tidak disunat, memiliki riwayat kutil penis, teruji positif HPV, atau jika pernah mendapatkan adanya area abnormal pada penis, maka Anda mungkin perlu waspada. Ahli urologi yang telah melihat keganasan kanker penis ini memberi 6 poin penting seputar kanker penis.
1. Kanker penis sangat jarang terjadi
Angka kanker penis terhitung kurang dari satu persen dari semua jenis kanker. Namun, di negara-negara tanpa sumber daya perawatan kesehatan yang memadai, tingkat diagnosis kanker penis dapat mencapai 10-20 persen.
2. Tidak sunat dan paparan HPV adalah faktor risiko utama kanker penis
Kanker penis hampir tidak pernah terjadi pada lelaki yang disunat. Sedangkan pada lelaki yang memiliki kulup yang utuh, ririko kanker penis melonjak dua kali lipat. Faktor risiko lain adalah infeksi virus HPV penyebab kutil kelamin. HPV juga merupakan faktor utama kanker serviks pada perempuan. HPV dapat dideteksi pada 30-50 persen kejadian karsinoma penis.
Terutama ketika tidak dibersihkan secara rutin, area kulup pada penis bisa menjadi zona berbahaya, di mana virus berbahaya, seperti HPV atau HIV, dapat terperangkap dan berkembang biak.
Baca Juga: Data BPS : 7 Juta Orang Masih Menganggur
3. Kanker penis biasanya didiagnosis pada lelaki yang lebih tua
Lelaki berusia 60 tahun atau lebih adalah populasi usia paling berisiko untuk kanker penis, sedangkan kasus kanker penis di antara lelaki yang lebih muda sangat jarang terjadi.
4. Gejala yang paling umum adalah perubahan kulit pada penis
Meskipun kanker biasanya ditandai dengan kehadiran kutil, tumor penis juga bisa muncul sebagai area merah datar di kepala penis, atau di sepanjang penis dan kulup. Area ini mungkin memiliki batas yang tegas dan relatif tidak menimbulkan rasa sakit. Kanker juga dapat bermanifestasi sebagai ruam atau lesi yang terinfeksi, mirip dengan yang dihasilkan dari penyakit menular seksual seperti herpes. Lesi ini bisa terasa menyakitkan dan menyebabkan demam. Jika penyakitnya lebih parah, dapat menyebabkan penyumbatan saluran kemih atau penyebaran metastasis ke kelenjar getah bening dan selangkangan.
5. Perawatan kanker penis dapat menyebabkan penghilangan sebagian atau seluruh penis
Di AS, kanker penis dapat disembuhkan sekitar 80-90 persen. Strategi pengobatan biasanya dimulai dengan mengambil biopsi jaringan dari penis, hanya menusuk sedikit dengan bantuan anestesi, untuk memastikan apakah itu kutil, ruam, atau lesi. Dari sana, pasien umumnya menjalani salah satu dari dua operasi, yaitu penile sparing surgery (penektomi parsial) jika kanker masih di tahap awal; atau complete removal of the penile gland (penektomi) jika kanker penis sudah pada stadium yang lebih lanjut.
Tujuan penektomi parsial adalah untuk mempertahankan panjang penis yang memungkinkan pria untuk buang air kecil berdiri. Jika tidak, mungkin lebih baik untuk mengangkat seluruh penis. Kemoterapi topikal juga digunakan ketika dilakukan usaha untuk mempertahankan penis.
Dalam kasus penektomi lengkap, penghilangan penis umumnya diikuti dengan prosedur yang disebut urethrostomy perineum, di mana operasi memindahkan saluran keluar urin ke belakang skrotum, sehingga pasien bisa buang air kecil melalui titik itu sambil duduk. Dalam beberapa situasi, penciptaan neo-phallus, prosedur operasi plastik yang rumit, menggunakan otot dari bagian lain dari tubuh, seperti lengan bawah atau kakinya, untuk membuat penis baru.
Baca Juga: Sarang Tawon 'Raksasa' Menghebohkan Warga Kali Sari Jakarta
Ketika ada bahaya metastasis, tingkat perawatan berikutnya memerlukan diseksi kelenjar getah bening pangkal paha, di mana dokter membuat sayatan selangkangan untuk menghilangkan kemungkinan penyebaran kanker penis. Prosedur ini dapat melibatkan risiko pembengkakan kaki permanen, yang dikenal sebagai lymphedema.