Duh, 93 Persen Anak di Indonesia Alami Gigi Berlubang

Jum'at, 02 November 2018 | 14:27 WIB
Duh, 93 Persen Anak di Indonesia Alami Gigi Berlubang
Ilustrasi kesehatan gigi anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa 93 persen anak usia dini, yakni dalam rentang usia 5-6 tahun, mengalami gigi berlubang. Ini berarti hanya tujuh persen anak di Indonesia yang bebas dari masalah karies gigi.

Disampaikan Prof. drg. Anton Raharjo dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, hasil Riskesdas 2018 ini juga menunjukkan bahwa rata-rata anak-anak usia 5-6 tahun mengalami lubang pada delapan giginya. Hal ini menurutnya bisa memengaruhi status gizi anak karena gigi berlubang membuat anak menolak untuk makan.

"Kalau anak banyak sakit gigi, dia akan menolak makan. Itu diduga ada pengaruhnya ke gizi. Anak jadi kurus dan nutrisi yang dibutuhkan tidak mencukupi secara maksimal," ujar Prof. Anton dalam pemaparan Hasil Riskesdas 2018 di Jakarta, Jumat (2/11/2018).

Ia menambahkan, penyebab gigi berlubang pada 93 persen anak Indonesia bisa dipicu berbagai hal mulai dari pemberian susu sembari tidur, pemberian makanan dan minuman tinggi gula, hingga kurangnya kesadaran orangtua untuk mengajarkan anaknya menyikat gigi.

Baca Juga: Tes CPNS Buang-buang Anggaran, Walkot Solo: Negara Nggak Niat

"Anak-anak kan suka makanan manis, jadi bisa memicu karies. Atau kebiasaan nyusu sambil tidur sehingga gigi atau rongga mulut anak tidak dibersihkan dan membuat bakteri berkumpul, atau bisa juga karena nggak bisa beli susu sehingga beli teh manis itu juga memengaruhi ke gigi anak," tambah dia.

Gigi susu yang karies ini, pada akhirnya bisa memengaruhi kondisi gigi anak saat dewasa. Itu sebabnya, Prof. Anton berharap dengan temuan Riskesdas ini bisa mendorong program-program edukasi pada anak usia dini agar menyadari pentingnya menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut.

"Mungkin ke depan, di PAUD anak-anak sudah diajarkan untuk menyikat gigi. Diajari bagaimana menyikat gigi yang benar, kenapa harus pakai pasta gigi karena flouride juga penting untuk mempertahankan gigi dari asam yang bisa merusak gigi," tambah dia.

Sementara untuk perilaku menyikat gigi yang benar, hasil Riskesdas 2018 menyebut bahwa baru 2,8 persen penduduk Indonesia yang sudah menyikat gigi dua kali sehari, yakni pagi dan malam secara benar. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi seputar menyikat gigi harus dimulai sejak dini karena akan menjadi kebiasaan hingga dewasa.

Baca Juga: Disangka Tumor, Dokter Ini Malah Angkat Ginjal Sehat Sang Pasien

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI