Suara.com - Psoriasis adalah penyakit kulit autoimun. Penyakit ini kerap ditandai dengan penebalan kulit, bewarna merah, bersisik yang terasa gatal, pedih dan tidak nyaman di bagian tubuh terutama kulit kepala, siku, lutut, wajah, tangan, kaki, hingga kerusakan kuku.
Menurut data yang dihimpun Departemen Kulit dan Kelamin FKUI dan RSCM terdapat 56 kasus psoriasis baru pada 2015, 38 kasus pada 2016, dan 65 kasus pada 2017. Ketua Kelompok Studi Psoriasis Indonesia (KSPI) dr. Endi Novianto, SpKK, FINSDV, FAADV menyebutkan ada beberapa faktor pemicu psoriasis, salah satunya stres.
"Bisa juga dipicu obat-obatan seperti obat hipertensi. Infeksi tersembunyi juga tidak disadari menjadi penyebab psoriasis, misalnya, gigi bolong kuman jadi berkumpul dan memicu kekambuhan psoriasis," ujar dr. Endi pada temu media World Psoriasis Day di RSCM, Kamis (1/11/2018).
Selain itu faktor gaya hidup seperti merokok, konsumsi makanan mengandung lemak dan alkohol juga dapat memicu kekambuhan psoriasis. Itu sebabnya para penderita psoriasis, harus menjaga gaya hidup dan mencegah hal-hal yang dapat memicu stres agar tidak mengalami kekambuhan psoriasis.
Baca Juga: Keharuan Sang Adik di Pusara Jannatun Cyntia Dewi
"Pada pasien psoriasis memang ada sesuatu yang salah pada genetiknya. Jadi faktor-faktor yang saya sebutkan diatas adalah pemicu kekambuhan," tambah dia.
Menurut dr Endi meski psoriasis hingga kini belum dapat disembuhkan gejalanya dapat dikontrol dengan konsumsi obat secara teratur.
"Psoriasis ringan akan diberikan terapi berupa obat oles, sedang dengan terapi sinar UV dan berat dengan obat minum atau suntik," tambah dia.
Klasifikasi psoriasis ringan, sedang dan berat ini, tambah dr Endi ditentukan berdasarkan area yang terlibat. Klasifikasi ringan apabila meliputi kurang dari 3 persen, sedang antara 3-10 persen, dan berat jika mengenai lebih dari 10 persen permukaan tubuh.
Baca Juga: Stiletto, Cantik Dikenakan Tapi Berdampak Buruk Buat Kesehatan