Suara.com - Jatuhnya pesawat Lion Air JT 160 dengan rute penerbangan Jakarta - Pangkalpinang menimbulkan duka bagi kita semua. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan (Perdospi) juga turut menyampaikan belasungkawa.
Ketua Umum Perdospi Dr dr Wawan Mulyawan, Sp.BS,Sp.KP, menyebut Perdospi ikut prihatin dengan adanya musibah ini. Ia juga menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 160.
"Perdospi sangat prihatin dengan terjadinya kecelakaan ini dan menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga korban. Kami akan menunggu hasil investigasi yang dilakukan KNKT terkait penyebab kecelakaan ini," tulis Wawan dalam keterangan pers yang diterima Suara.com, Senin (29/10/2018).
Wawan menyebut banyak faktor yang menyebabkan pesawat jatuh. Peran Perdospi saat ini adalah membantu Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dengan mengirim 3 orang investigator anggota Perdospi.
Baca Juga: Putrinya Jadi Korban Lion Air, Ayah Shella Masih Terpukul
"Ketiga para anggota Perdospi yang berada di KNKT tersebut sudah diminta stand by oleh KNKT jika sewaktu-waktu harus diberangkatkan ke lokasi kecelakaan untuk menjadi investigator di bidang human factor," tambah Wawan.
Untuk lebih lengkapnya, berikut keterangan pers yang diberikan oleh Perdospi secara utuh:
Terkait dengan kecelakaaan pesawat Lion Air JT 610 jurusan Jakarta - Pangkal Pinang, Perdospi (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan) menyampaikan hal berikut:
1. Perdospi sangat prihatin dengan terjadinya kecelakaan ini dan menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga korban. Kami akan menunggu hasil investigasi yang dilakukan KNKT terkait penyebab kecelakaan ini. Bagaimanapun dalam kecelakaan pesawat terbang, umumnya penyebab adalah multifaktorial, jarang sekali yang menjadi penyebab tunggal. Penyebab kesalahan manusia (human factor) hanyalah salah satu sebab saja yang mungkin terkait ataupun tidak terkait.
2. Terkait info yang saat ini kami dapatkan dari penerbangan JT 610 ini, kelihatannya pesawat masih dalam fase "take off" dan belum mencapai ketinggian untuk sesuai level yang direncanakan. Kecelakaan saat take off memang merupakan penyebab kecelakaan terbanyak kedua selain saat "landing". Berdasarkan data yang ada dalam kecelaaan saat take off, umumnya dari multifaktorial yang ada, penyebab terbanyak adalah "technical error". Namun walaupun lebih kecil kemungkinan, faktor manusia/human factor masih mungkin terjadi.
Baca Juga: Cari Korban Lion Air Jatuh, Penyelam Kesulitan Jarak Pandang
3. Bahwa saat ini ada 3 investigator kecelakaan pesawat terbang di KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) yang merupakan anggota Perdospi:
- dr Hidayat, SpB, SpKP (aktif)
- dr Djunadi, MS, SpKP (aktif)
- dr Herman Muljadi, MS, SpKP
Sehingga dalam hal ini Perdospi telah mengerahkan SDM untuk menyelidiki kejadian-kejadian kecelakaan pesawat udara, termasuk kecelakaan Lion Air ini. Ketiga para anggota Perdospi yang berada di KNKT tersebut sudah diminta "stand by" oleh KNKT jika sewaktu-waktu hrs diberangkatkan ke lokasi kecelakaan untuk menjadi investigator di bidang human factor.
4. Perdospi concern terhadap upaya meminimalisir kecelakaan pesawat dari sisi human factor dengan melakukan pemantauan kesehatan para pilot oleh anggota Perdospi baik di Balai Hatpen, sebagai Designated Aviation Medical Examiner (DAME), maupun di KKP, bandara-bandara dan maskapai penerbangan.
5. Perdospi merekomendasikan agar setiap maskapai penerbangan memiliki SDM Kedokteran Penerbangan (SpKP) untuk meminimalisir human error dalam kecelakaan penerbangan.
Demikian kami sampaikan perkembangan dari Perdospi terkait kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.
Hormat kami,
Dr dr Wawan Mulyawan, SpBS , SpKP
Ketua Umum Perdospi 2018-2021