Festival Tlatah Bocah, Tanamkan Nilai Keragaman pada Anak

Vania Rossa Suara.Com
Minggu, 28 Oktober 2018 | 09:00 WIB
Festival Tlatah Bocah, Tanamkan Nilai Keragaman pada Anak
Keragaman pada anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Festival Tlatah Bocah 2018 bertema "Holopis Kuntul Baris" digelar sebagai ajang seni budaya yang menanamkan nilai-nilai keragaman, terutama di kalangan anak-anak. Demikian dikatakan penggagas agenda tahunan itu, Gunawan Julianto.

"Sejak masih usia anak-anak, penting untuk ditanamkan nilai-nilai keberagaman, kerja sama, gotong-royong," ujarnya saat malam puncak Festival Tlatah Bocah XII/2018 di Magelang, Sabtu (27/10) malam seperti dilansir dari Antara.

Puncak festival tersebut (27-28 Oktober 2018) berlangsung di kawasan lereng barat Gunung Merapi di Sanggar Bangun Budaya Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Para seniman dan pegiat budaya yang terlibat dalam seluruh rangkaian Festival Tlatah Bocah 2018 berasal dari berbagai komunitas pegiat kesenian, baik di Magelang maupun berbagai kota di Indonesia dan luar negeri.

Baca Juga: Intip Perjalanan Cinta 27 Tahun Menikah Shah Rukh Khan dan Gauri

Ia menjelaskan, semangat bekerja sama dan pergaulan mewujudkan kesadaran atas kemajemukan hidup bermasyarakat.

"Wawasan tentang hal itu kiranya menjadi kebutuhan anak-anak, untuk membangun budaya kemajemukan. Kesadaran bahwa hidup itu saling melengkapi," kata dia.

Tema festival, "Holopis Kuntul Baris", diharapkan dapat mewujudkan pentingnya hidup bersama-sama dan bergotong-royong, termasuk memperkuat semangat musyawarah dalam kehidupan sehari-hari.

Kepala Desa Sumber Maryono mengatakan semangat kebersamaan sebagai kekuatan hidup bermasyarakat. "Kalau kita hendak membangun kekuatan, kita harus bersama-sama," ujar dia.

Ia juga mengatakan pentingnya membangun kesadaran untuk pemenuhan hak-hak anak, termasuk melalui penanaman semangat dan nilai-nilai kearifan lokal.

Baca Juga: Sandiaga Uno Bantah Partai Demokrat Berkampanye Senyap

Malam puncak festival pada Sabtu (27/10), antara lain menampilkan pentas wayang bocah, wayang kulit dengan dalang cilik, wayang kontemporer, pentas tarian, dan musik perkusi, sedangkan pada Minggu (28/10) berlangsung kirab budaya, berbagai pementasan tarian, pantomim, musik, dan ludruk.

Panggung pementasan seluas 12x8 meter di halaman Sanggar Bangun Budaya pimpinan Untung Pribadi dibuat para seniman setempat dalam bentuk replika kapal ukuran raksasa dari bahan tatanan bambu dan bentangan sejumlah kain warna putih membentuk layar.

REKOMENDASI

TERKINI