Suara.com - Bila Anda merasakan gejala leher kaku saat bangun tidur yang dikira akibat salah bantal, hati-hati ya, karena ternyata bisa jadi salah satu tanda saraf kejepit.
Menurut dr Phedy, SpOT(K) anggota Sports, Shoulders & Spine Clinic di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, kondisi saraf kejepit atau yang dikenal sebagai cervical disc herniation adalah kondisi di mana isi dari bantalan tulang leher bocor keluar sehingga menjepit saraf leher.
Jepitan saraf leher umumnya terjadi pada orang yang berusia 30 hingga 50 tahun, namun dapat terjadi juga pada usia yang lebih muda maupun lebih tua.
"Jepitan saraf leher dapat terjadi, karena adanya riwayat cedera leher, tetapi seringkali terjadi secara spontan tanpa diketahui penyebab yang jelas," ujarnya di Jakarta, baru-baru ini.
Baca Juga: Maia Estianty Sudah Menikah di Jepang ?
Phedy menambahkan keluhan yang terjadi akibat saraf leher kejepit bergantung pada lokasi jepitan. Bila jepitan terjadi di pinggir, keluhan yang muncul adalah kaku, nyeri leher yang menjalar, kesemutan, atau rasa lemah pada lengan dan tangan. Keluhan ini kerap kali mirip dengan kondisi salah bantal usai bangun tidur sehingga banyak orang menyepelekannya.
Lalu bagaimana cara membedakan leher kaku karena salah bantal biasa dengan saraf kejepit? Phedy mengatakan bahwa kekakuan leher yang terjadi selama sementara misalnya satu hari saja, bisa mengarah pada kondisi salah bantal biasa. Namun jika tidak kunjung reda selama berhari-hari bahkan sampai mengganggu aktivitas, maka harus diucurigai penyebabnya apa. Bisa jadi Anda mengalami kondisi saraf terjepit.
"Leher kaku karena salah bantal itu bisa berbahaya atau tidak. Kalau sehari hilang itu biasanya sih, karena ototnya saja. Tapi kalau kekakuan lehernya lama sekali bisa berminggu-minggu lalu disertai kesemutan harus waspada (saraf kejepit). Segera cari tahu penyebabnya apa, dengan mengunjungi dokter," terang Phedy merinci.
Selain karena salah bantal, leher kaku, kata Phedy, juga bisa dipicu oleh cedera olahraga. Oleh karena itu perlu dipastikan penyebabnya melalui serangkaian pemeriksaan medis, apakah merupakan tanda saraf kejepit atau bukan, sehingga dokter dapat melakukan penanganan secara tepat.
Baca Juga: Kesaksian Relawan, Semalaman RS Indonesia Dihujani Rudal Israel