Saat Pilek, Jangan Beri Anak Obat Dekongestan

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 24 Oktober 2018 | 12:34 WIB
Saat Pilek, Jangan Beri Anak Obat Dekongestan
Ilustrasi anak batuk, pilek dan demam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dekongestan dikenal sebagai penyelamat hidung tersumbat akibat pilek. Tapi, dekongestan sebaiknya tidak diberikan kepada anak-anak di bawah usia 12 tahun.

Pada orang dewasa, ada penelitian yang membuktikan kalau dekongestan memang dapat membantu mengatasi hidung tersumbat, salah satu gejala flu yang paling mengganggu. Tapi untuk anak-anak, tidak ada bukti yang valid bahwa dekongestan memberi efek yang sama. Justru, beberapa penelitian menunjukkan efek samping ringan atau potensi berbahaya jika digunakan pada anak, demikian laporan British Medical Journal.

"Flu penyakit yang sangat umum dan memengaruhi semua orang di seluruh dunia," kata ketua peneliti Dr. Mieke van Driel dari University of Queensland di Brisbane, Australia.

Flu biasa disebabkan oleh virus, dan akan berlangsung selama 7 hingga 10 hari. Biasanya, anak-anak akan mengalami flu sekitar enam hingga delapan kali dalam setahun, dan orang dewasa mengalami dua hingga empat kali dalam setahun.

Baca Juga: Bantah Terima Duit Rp 1 M, Steffy Burase Kembali Diperiksa KPK

Untuk melihat gejala apa yang paling mengganggu dari flu, van Driel dan rekannya bertanya kepada 10 orang yang datang ke apotek untuk mencari obat OTC.

Menurut orang-orang itu, gejala hidung tersumbat adalah yang paling mengganggu, sehingga tim peneliti memutuskan untuk memfokuskan ulasan penelitian mereka pada perawatan untuk mengatasi hidung tersumbat, hidung berair, dan bersin.

Para peneliti pun menekankan pada studi yang menilai efek dekongestan, antihistamin, analgesik, kortikosteroid intranasal, obat herbal, vitamin dan mineral seperti seng, obat semprot hidung, obat gosok, dan uap inhalasi.

Secara keseluruhan, mereka menemukan sedikit bukti yang membuktikan bahwa semua pengobatan OTC untuk flu dapat membantu meringankan gejala hidung tersumbat secara signifikan, dan obat-obatan tersebut cenderung memiliki efek samping seperti insomnia, mengantuk, sakit kepala, dan sakit perut.

Mereka juga melakukan beberapa uji coba pada anak-anak di bawah usia 12 tahun. Satu penelitian menemukan sedikit bukti bahwa menyemprot atau meneteskan larutan garam ke hidung aman untuk anak-anak. Dan beberapa penelitian kecil lainnya melaporkan hasil yang bertentangan untuk efektivitas dekongestan dan antihistamin pada anak-anak.

Baca Juga: Nikita Mirzani Bocorkan Status Tersangka Kriss Hatta?

Dalam satu review yang meliputi empat uji coba terkontrol secara acak dengan total 1.466 partisipan dewasa, peneliti menemukan bahwa obat antihistamin dapat membantu meredakan hidung meler dan gejala bersin, tetapi bukan hidung tersumbat. Sedangkan antibiotik dan kortikosteroid intranasal tidak terbukti memperbaiki gejala flu.

Penelitian menggunakan pengobatan alami, para peneliti menemukan bahwa uji klinis terhadap Echinacea, vitamin C, pelega tenggorokan, dan uap panas, tidak mampu mengatasi gejala hidung tersumbat.

"Vitamin C biasanya dianggap sebagai alternatif terapi untuk flu yang efektif, tidak berbahaya, dan tidak mahal," kata Angela Ortigoza dari Universitas Katolik Kepausan di Santiago, Chili, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Meskipun vitamin C membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, ia tidak bisa menyembuhkan flu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI