Bantu Anak-Anak Korban Bencana Alam Lewat Bakat yang Kamu Miliki

Selasa, 23 Oktober 2018 | 14:01 WIB
Bantu Anak-Anak Korban Bencana Alam Lewat Bakat yang Kamu Miliki
Bantu korban bencana alam lewat bakat yang kamu miliki. Erlangga Talent Week (ETW) diselenggarakan pada 25-27 Oktober 2018, di Ballroom Kuningan City(Suara.com/Firsta Nodia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Membantu korban bencana alam tak melulu harus dengan harta dan benda. Pakar mengatakan bakat yang kamu miliki juga bisa membantu lho.

Bakat selama ini identik dengan kemampuan yang dimiliki seseorang dan bisa digunakannya untuk meraih pengakuan dari orang lain lewat penghargaan atau materi. Namun siapa sangka jika bakat yang kita miliki juga bisa menjadi media untuk meringankan derita korban bencana alam yang mengalami kehilangan baik harta maupun anggota keluarga.

Hal ini disampaikan psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana. Vera mengatakan, setiap orang memiliki bakat yang unik baik di bidang seni tari, musik, lukis dan masih banyak lagi. Di tengah bencana alam yang menimpa masyarakat Indonesia di Sulawesi Tengah dan Lombok beberapa waktu lalu, masyarakat tak hanya bisa menyumbang donasi berupa uang atau barang tapi juga bakat yang dimiliki.

"Nilai plusnya kalau bakat yang kita miliki bisa memberi manfaat buat orang lain. Idealnya ya kita bisa bantu sebagai relawan ngajakin nyanyi bareng, menggambar, atau menari misalnya," ujar Vera dalam temu media Erlangga Talent Week 2018.

Baca Juga: Galang Dana untuk Palu lewat Ajang Pencarian Bakat

Ia menambahkan, dalam dunia psikologi, terapi seni merupakan sejenis psikoterapi, teknik konseling, dan program rehabilitasi yang mengarahkan orang membuat karya seni untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosional mereka. Ide utama di balik terapi seni ini adalah bisa mengekspresikan diri melalui seni sehingga dapat membantu mengurangi stres, mengatasi trauma, hingga memecahkan masalah yang dialami.

"Ketika bermain dan menggambar bebas bisa keluar semua ekspresi yang mereka rasakan. Sedih, kehilangan itu bisa dirilis lewat karya seni yang mereka buat. Dan ini juga bisa memulihkan kondisi yang mereka alami," imbuh Vera.

Dibandingkan orang dewasa, Vera mengatakan, gangguan psikis yang dialami anak bisa lebih berat. Pemulihannya sendiri bergantung pada orang dewasa yang berada di sekitarnya. Meski anak terlihat lebih mudau ceria atau melupakan masalah yang menderanya, di lubuk hatinya yang terdalam ada dampak yang dirasakan anak.

"Ada yang bilang anak-anak bisa cepat lupa, padahal belum tentu. Anak-anak itu sangat bergantung pada orang dewasa di sekitar dia. Jadi memang ketika seni masuk, sebagai pendampingan maka hal ini memberi kebebasan bagi anak untuk memilih aktivitasnya, ketika merasa nyaman, stres akan berkurang," tambah dia.

Dalam kesempatan yang sama, Windrati Hapsari selaku Editor Erlangga for Kids menyatakan bahwa dalam kegiatan Erlangga Talent Week 2018 Penerbit Erlangga menyediakan posko penggalangan bantuan nontunai untuk korban gempa Lombok, Donggala, dan Palu.

Baca Juga: Industri Musik Korea Mencari Bibit-bibit Berbakat Indonesia

"Mereka yang ingin menyumbangkan apa saja boleh men-drop di posko tersebut, bisa hasil karya, baju, atau makanan, nantinya tim Eureka Logistic yang akan mengirimkan ke Lombok, Donggala, dan Palu," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI