Suara.com - Hamil anggur adalah kondisi yang terjadi saat sel telur yang dibuahi tidak berhasil menjadi embrio, alhasil hamil anggur tidak akan berlanjut menjadi janin hingga bayi.
Oleh karena itu, kondisi hamil anggur tidak bisa diselamatkan, dan biasanya ada penanganan khusus untuk mengambil jaringan yang abnormal tersebut. Seringnya sel telur dan sperma yang sudah melebur ini disebut juga dengan mole, bukan embrio dilansir Hello Sehat.
Gejala awalnya memang ini sangat mirip dengan kehamilan seperti pada umumnya. Bahkan jika dites menggunakan test pack atau tes kehamilan, akan terlihat hasil yang positif. Namun, ketika dilihat menggunakan ultrasound (USG), tidak ditemukan pertumbuhan embrio.
Pada trimester pertama sekitar minggu ke-8, kondisi kehamilan anggur ini sudah bisa terlihat dari gejala yang paling khas, yakni perdarahan vagina saat kehamilan trimester awal.
Baca Juga: MA Vonis Dishub DKI Denda Rp 186 Juta, Begini Tanggapan Anies
Sebenarnya dari deteksi dini dengan ultrasound di awal Anda tahu positif hamil, kondisi ini bisa langsung terdeteksi dokter. Sekali terdeteksi, kehamilan ini tentunya tidak bisa diteruskan atau diselamatkan, melainkan harus diangkat sebab ini bukan embrio. Ini adalah jaringan abnormal yang tumbuh di rahim ibu.
Jika Anda didiagnosis, jangan biarkan kehamilan ini tetap berlanjut. Jika tidak ada penanganan yang tepat, maka perdarahan akan semakin banyak. Akibatnya, ibu hamil pun bisa tidak terselamatkan.
Tindakan yang biasanya dilakukan adalah dengan D&C (dilatation and curettage), yakni pelebaran dan kuret untuk mengangkat jaringan yang tidak normal dalam rahim. Prosedur D&C ini dapat dilakukan setelah dilakukan bius umum atau lokal.
Hamil anggur tidak boleh dipertahankan karena kondisi yang terjadi saat sel telur yang dibuahi tidak berhasil menjadi embrio, alhasil hamil anggur tidak akan menjadi janin hingga bayi.
Baca Juga: Gedung DPR Ditembak Lagi, Polisi Polda Metro Jaya Meluncur ke TKP