Suara.com - Vaginismus adalah kondisi di mana vagina perempuan tertutup rapat karena masalah reaksi tubuh. Akibatnya, pengidap vaginismus akan sangat sulit untuk bercinta.
Isley Lynn, seorang perempuan asal Inggris, sangat paham betapa menderitanya perempuan yang mengidap vaginismus, karena ia sendiri mengalaminya. Jangankan bercinta, untuk memakai tampon saat menstruasi saja ia tidak bisa.
"Aku merasa terpuruk. Seperti aku bukan perempuan seutuhnya. Aku merasa berasalah atas sesuatu yang sebenarnya bukan salahku," ujar Lynn, dikutip dari BBC.
Lynn menceritakan ia positif didiagnosis mengidap vaginismus di usia remaja. Saat berumur 10 tahun, ia mencoba menggunakan tampon, namun malah merasa nyeri dan kesulitan.
Baca Juga: 3 Mitos Soal Vaginismus yang Jangan Lagi Dipercaya
Hal yang sama juga terjadi saat ia mencoba berhubungan seksual dengan kekekasihnya beberapa tahun kemudian. Ia pun mengalami fase depresi, di mana kesulitannya untuk bercinta mengganggu hubungan dengan pasangan.
Lynn sendiri bukannya tak mencari bantuan profesional untuk mengatasi kondisinya. Ia berulang kali mengikuti sesi terapi terapi, mulai dari relaksasi otot vagina hingga fisioterapi, namun tanpa hasil.
"Terapisku menanyakan seberapa kuat niatku untuk kembali normal. Di sini, aku tahu bahwa aku tak bisa memiliki kehidupan seksual yang nikmat seperti orang lain," ujarnya.
Kini berusia 30 tahun, Lynn menceritakan pengalamannya hidup dengan vaginismus lewat akting teatrikal berjudul Skin a Cat. Dalam pertunjukan tersebut, Lynn berperan sebagai seorang perempuan pengidap vaginismus yang kesulitan bercinta.
"Aku ingin memberikan inspirasi pada pengidap vaginismus lain bahwa semua orang punya cara sendiri untuk menjadi bahagia, tanpa harus mengikuti orang lain," tutupnya.
Baca Juga: Akibat Vaginismus, Perempuan Ini Tak Bisa Bercinta