Suara.com - Duka dan trauma akibat gempa yang mengguncang Lombok rasanya belum usai. Kini, tepatnya pada Jumat (28/9/2018) gempa berkekuatan 7,7 SR kembali menerjang Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.
Gempa yang disusul tsunami dengan ketinggian dua sampai enam meter dengan kecepatan 200-400 km/jam ini menyebabkan banyak korban jiwa. Menurut informasi, tercatat lebih dari 832 orang tewas.
Peristiwa ini tentunya memberikan dampak psikologis pada mereka yang mengalami bencana. Dilansir dari Thriveworks, berikut beberapa efek psikologis yang mungkin dialami para korban gempa dan tsunami.
1. Hypervigilance
Istilah ini merujuk pada kondisi saat meningkatnya kewaspadaan seorang terhadap ancaman, bahaya dan situasi buruk yang terjadi lingkungan sekitarnya.
Menurut Carolyn Wagner, konselor profesional berlisensi dan psikoterapis di Linebarger & Associates, korban gempa bumi sering mengalami hal ini.