Ramai Dibahas Perawatan Facial Sebabkan HIV, Apa Kata Dokter?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 27 September 2018 | 16:36 WIB
Ramai Dibahas Perawatan Facial Sebabkan HIV, Apa Kata Dokter?
Perawatan facial bisa sebabkan HIV? (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Postingan mengenai seorang netizen yang mengaku terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) karena perawatan facial viral di media sosial. Dokter pun angkat bicara terkait hal ini.

Dr. dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, Sp.KK, FINSDV, pemilik klinik kecantikan DNI Skin Centre, mengaku sudah membaca pengakuan seorang netizen yang terinfeksi HIV dari perawatan facial.

Menurut Darma, begitu ia biasa disapa, penularan HIV melalui perawatan facial mungkin saja terjadi. Risiko penularan HIV muncul karena adanya sisa darah di peralatan medis yang digunakan, misalnya jarum yang digunakan untuk mengeluarkan komedo, atau jarum suntik lainnya.

"Penularan HIV umumnya dari darah ke darah, maksudnya dari sisa darah pada alat medis yang kemudian digunakan pada pasien berikutnya, sehingga virus HIV pada sisa darah pasien sebelumnya masuk ke dalam luka baru pada pasien berikutnya," ungkap Darma kepada Suara.com, Kamis (27/9/2018).

Baca Juga: Lawan Stigma, Empat Pejuang HIV Ikut Jakarta Marathon 2018

Salah satu contohnya, seorang pasien HIV melakukan perawatan facial untuk mengeluarkan komedo. Darah pasien HIV yang tersisa pada jarum yang digunakan untuk melubangi kulit dan mengeluarkan komedo tersebut akhirnya masuk ke tubuh pasien lainnya, sehingga membuatnya terinfeksi HIV.

Perawatan facial untuk mengeluarkan komedo bisa menularkan HIV jika dilakukan tak steril. (Shutterstock)
Perawatan facial untuk mengeluarkan komedo bisa menularkan HIV jika dilakukan tak steril. (Shutterstock)

Dikatakan Darma, ada beberapa kemungkinan lain penyebab perawatan facial bisa menularkan HIV. Selain sisa darah, faktor alat medis yang tidak steril dan keahlian juga harus diperhitungkan.

"Kemungkinan lainnya adalah dari alat pemencet komedo atau ekstraktor yang tidak dilakukan desinfeksi dengan benar, atau dilakukan pemencetan bukan oleh dokter atau tenaga medis yang kompeten," tandasnya lagi.

Meski begitu, Darma menekankan bahwa penularan HIV melalui perawatan facial sejatinya tidak mudah terjadi. Virus HIV sulit bertahan hidup di luar darah, apalagi jika alat medis yang digunakan sudah disterilisasi sesuai pedoman yang berlaku.

"Untuk membunuh virus HIV, tidak cukup hanya menggunakan sterilasator ozone, sebaiknya juga dilakukan teknik-teknik desinfeksi tingkat tinggi agar dapat membunuh virus secara tuntas," tutupnya.

Baca Juga: Vampire Facial Treatment Kabarnya Bisa Picu HIV dan Hepatitis

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI