Suara.com - Vaginismus merupakan kondisi di mana perempuan tak bisa untuk berhubungan seks. Vaginismus ini terjadi saat otot di sekitar vagina mengencang dengan sendirinya saat penetrasi seksual.
Vaginismus merupakan masalah seksual yang menyakitkan, dan tak jarang membuat frustrasi perempuan.
Meski vaginismus tidak mempengaruhi gairah seksual, pengidap vaginismus sulit berhubungan intim atau mengakibatkan rasa tidak puas saat berhubungan seks. Kabar baiknya, kondisi ini tidak permanen dan dapat diobati.
Sayangnya, mitos yang melekat pada vaginismus membuat banyak orang malah menghindari pergi mencari bantuan profesional dan mendapatkan bantuan. Dikutip dari The Health Site, berikut beberapa mitos soal vaginismus
Baca Juga: Jangan Percaya, 6 Hal Tentang Seks Ini Cuma Mitos!
1. Vaginismus bisa hilang sendiri
Mitos ini membuat perempuan akhirnya berhenti mencari pengobatan. Ingat, kondisi ini adalah bukan hal yang disengaja dan seorang perempuan tidak memiliki kendali atas kondisi tersebut.
Ada alasan psikologis hingga fisiologis yang dapat menyebabkan otot di sekitar vagina menjadi kencang saat akan berhubungan seks. Jadi, satu-satunya cara untuk menikmati penetrasi bebas rasa sakit adalah dengan menjalani perawatan yang tepat.
Sebenarnya, vaginismus adalah salah satu gangguan seksual yang paling mudah diobati. Setelah diobati, penderita biasanya jarang mengalami kekambuhan.
2. Vaginismus terjadi karena Mr P
Baca Juga: Akibat Vaginismus, Perempuan Ini Tak Bisa Bercinta
Ukuran Mr P pasangan sama sekali tidak ada hubungannya dengan vaginismus yang Anda alami. Vaginismus membuat otot vagina mengeras, sehingga tidak ada ruang untuk penetrasi, dan akan menyulitkan pasangan dengan ukuran Mr P apun melakuken penetrasi.