Bermain Balok Bangunan Bisa Kembangkan Kepribadian Anak

Rabu, 26 September 2018 | 18:52 WIB
Bermain Balok Bangunan Bisa Kembangkan Kepribadian Anak
Anak bermain mainan balok [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bermain mainan bongkar pasang balok bangunan, ternyata dapat sangat membantu dalam membangun kepribadian anak. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Purdue, bermain bongkar pasang balok semi-terstruktur di antara anak-anak usia pra-sekolah memiliki potensi untuk meningkatkan dua keterampilan.

Di antaranya keterampilan matematika dan fungsi eksekutif yang penting untuk kesiapan mereka bersekolah di taman kanak-kanak, seperti berhitung, pengenalan bentuk dan bahasa matematika, dan dua indikator fungsi eksekutif, termasuk fleksibilitas kognitif dan fungsi eksekutif global.

Sedangkan fungsi eksekutif adalah kemampuan untuk memperhatikan, mengingat dan bersosialisasi masuk ke lingkungan, sehingga mendukung anak yang lebih adaptif.

"Sebagai seorang ahli tumbuh kembang anak usia dini, saya merasa seperti saya selalu diminta oleh orangtua dan guru, 'Apa yang bisa saya lakukan dengan anak saya untuk mendukung keterampilan kesiapan sekolah mereka?'," kata peneliti Sara Schmitt.

Baca Juga: Jalani Operasi, Isco Absen Perkuat Madrid di Enam Pertandingan

Selanjutnya, Schmitt mengatakan bahwa sebenarnya banyak cara untuk mendukung hal tersebut, antara lain, adalah bermain bongkar pasang balok bangunan. 

"Tapi sebenarnya tidak ada banyak bukti empiris untuk mendukung pernyataan ini, khususnya yang berkaitan dengan matematika dan pengembangan fungsi eksekutif. Itulah mengapa saya ingin melakukan penelitian ini. Saya ingin memahami apakah saran yang saya buat untuk orang tua dan guru itu benar-benar valid," jelas dia.

Dalam penelitian ini, anak-anak berusia 3 hingga 5 tahun berpartisipasi dalam 14 sesi bermain kelompok kecil yang berlangsung selama 15 hingga 20 menit. Siswa diberikan set balok kayu yang bervariasi dalam bentuk dan ukuran. Lalu mereka diberikan tugas-tugas singkat disetiap sesinya, yang menjadi semakin sulit.

"Kami memulai dengan sangat sederhana dan kemudian, pada akhirnya, kami meminta mereka untuk melakukan hal-hal yang sangat rumit," kata Schmitt.

"Misalnya, di sesi pertama, kami meminta anak-anak untuk membangun menara. Pada akhir sesi, kami meminta mereka untuk mereplikasi gambar struktur kompleks yang telah kami bangun sebelumnya. Kami pikir petunjuk ini membantu anak-anak untuk terlibat dengan konsep matematika dan juga mempraktikkan keterampilan fungsi eksekutif mereka lebih dari yang mereka miliki," ujar dia. 

Baca Juga: Sambut Pilpres 2019, Website Kominfo Tayangkan Konten Cek Fakta

Setelah itu, peneliti melakukan dua sampai tiga penilaian, selama 20 hingga 30 menit, yang dilakukan di dalam ruangan yang tenang sebelum dan sesudah sesi permainan. Hasilnya mengungkapkan adanya pola pertumbuhan di antara anak-anak yang berpartisipasi dalam permainan bongkar pasang balok bangunan semi-terstruktur.

"Ini bukan hanya sekedar permainan, tapi bermain bongkar pasang balok bangunan juga berfungsi untuk memfasilitasi pengembangan keterampilan," jelas Schmitt.

Tapi, perlu diingat bahwa pola permainannya tidak hanya menempatkan anak di depan satu set bongkar pasang balok bangunan, lantas Anda tinggalkan mereka pergi, atau membiarkan mereka bermain bebas. 

"Anda harus memberikan tugas-tugas dengan terstruktur yang bertujuan dalam rangka membangun kepribadian anak, yang saya pikir benar-benar akan memunculkan keterampilan ini," tutup Schmitt.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI