Suara.com - Jumlah bayi di Amerika Serikat yang terlahir dengan sifilis, meningkat dua kali lipat pada 2017 lalu. Data tersebut diungkapkan oleh badan pengendalian dan pencegahan penyakit menular di Amerika Serikat, CDC.
Sifilis sendiri merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset Treponema pallidum sub-spesies pallidum.
Penularan sifilis biasa terjadi melalui kontak seksual, namun infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kelahiran, yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital.
Di Amerika Serikat, tingkat sifilis kongenital meningkat lebih dari 150 persen antara 2013 hingga 2017.
Baca Juga: MU Disingkirkan Derby County, Mourinho Keluhkan Hal Ini
Tercatat ada sebanyak 362 bayi yang terlahir dengan sifilis pada 2013 dan naik menjadi 918 bayi pada 2017.
Itu merupakan angka tertinggi kelahiran anak dengan sifilis selama 20 tahun terakhir dan mayoritas kasus terjadi di negara bagian Barat dan Selatan, seperti California.
Pada perempuan hamil dengan sifilis, masalah dapat diobati dengan mengonsumsi antibiotik selama kehamilan. Tetapi pada beberapa kasus, penyakit sudah tidak dapat diobati dan mudah menularkan buah hatinya.
Sementara itu, sifilis kongenital juga dapat diobati dengan antibiotik. Meski demikian, sifilis kongenital tetap dapat mengakibatkan masalah kesehatan fisik dan mental permanen untuk bayi, dan dalam beberapa kasus, dapat berakibat fatal.
Lewat temuan ini, CDC menggarisbawahi pentingnya pengujian sifilis rutin untuk ibu hamil.
Baca Juga: Instagram Anak Putri Marino - Chicco Jerikho Langsung Diserbu
Bulan lalu, CDC juga merilis data awal yang menunjukkan bahwa tingkat penularan penyakit seksual menular telah memecahkan rekor di Amerika Serikat. Lewat data terlampir, ada 2,3 juta kasus klamidia, gonore dan sifilis terdiagnosis pada 2017.
Data tersebut meningkat dari 2016 yang tercatat hanya ada 200.000 kasus.