Bahas TBC, Perwakilan Indonesia Hadir di Sidang Umum PBB

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 21 September 2018 | 20:34 WIB
Bahas TBC, Perwakilan Indonesia Hadir di Sidang Umum PBB
Tuberkulosis (TBC) masih jadi beban di Indonesia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bahaya tuberkulosis (TBC) bagi kesehatan sudah diketahui secara global. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), TBC merenggut lebih dari 4.384 jiwa setiap harinya.

TBC juga merupakan pembunuh ketiga tertinggi orang Indonesia sejak tahun 2005. Setiap harinya, 300 penduduk Indonesia meninggal karena TBC. Data yang sama juga menyebut Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi setelah India dan Cina.

Investasi dalam program TBC merupakan urgensi yang tidak dapat dihidarukan, karena penyakit ini juga berdampak pada ekonomi. Tanpa investasi, kerugian ekonomi global akibat TBC bisa mencapai 1 triliun dolar pada tahun 2030.

Karena itulah untuk pertama kalinya, pertemuan tingkat tinggi untuk TBC akan diselenggarakan pada Sidang Umum PBB ke-73 di New York, 26 September 2018.

Baca Juga: Waspada, TBC Juga Bisa Menyerang Alat Kelamin! Ini Gejalanya

Dalam siaran pers yang diterima Suara.com, perwakilan Indonesia yang terdiri dari Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI), dan didukung oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri, akan mengadakan 2 acara selama minggu penyelenggaraan forum PBB. Kedua acara ini akan diisi oleh pakar TBC dalam bidang kesehatan masyarakat dan pembangunan.

Acara pertama adalah dialog makan malam yang akan menyediakan ruang diskusi bagi pemangku kebijakan dalam tingkat internasional untuk mendiskusikan peran kemitraan dalam mendorong mobilisasi sumber daya yang efektif dan berdampak transformatif bagi Indonesia.

Diah Saminarsih, penasihat gender dan kepemudaan di WHO akan menjadi moderator dialog ini. Tiga panelis dari Indonesia adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Prof. Nila Moeloek, dan Arifin Panigoro sebagai Ketua FSTPI. Untuk memicu diskusi, hadir Dr. Tereza Kasaeva Direktur Program TBC WHO global, Dr. Lucica Ditiu Direktur Eksekutif Stop TB Partnership global, dan Dr. Adrian Thomas Wakil Presiden Global Market Access Johnson & Johnson.

Untuk acara kedua, bersama dengan Pemerintah Indonesia, Pemerintah Sosialis Demokratik Sri Lanka, Pemerintah Maladewa, WHO South-East Asia Regional Office (SEARO) dan Stop TB Partnership global, FSTPI akan menjadi co-host acara yang berfokus pada upaya regional untuk mencapai target program TB dalam SDG 2030. Beberapa pembicara dalam acara ini adalah: Dr. Mohamed Nasim, Menteri Luar Negeri Maldives; Jagat Prakash Nadda, Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India; Dr. Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO SEARO; Dr. Marijke Wijnroks, Global Fund; Vanessa Candeias, Kepala Kesehatan Global dan Inisiatif Sistem Pelayanan Kesehatan WEF; dan, Jaak Peteers, Kepala Kesehatan Global Johnson & Johnson.

Kedua acara yang dimotori oleh FSTPI ini diharapkan dapat membantu Pemerintah Indonesiauntuk merealisasikan komitmen politis yang telah dibangun di Moscow sejak tahun 2017 dan Civil Society Hearing di New Delhi pada Maret 2018.

Baca Juga: Berjuang Bersama Komunitas PETA Dampingi Pasien TBC

"Forum Stop TB Partnership Indonesia siap mendorong komunikasi dan kolaborasi dengan pihak Internasional untuk mengakselerasi kualitas pencegahan dan penanggulangan TBC secara transformatif di Indonesia," ujar Arifin Panigoro.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI