Suara.com - Kekurangan iodium tak hanya bisa menyebabkan penyakit gondong, akan tetapi kondisi yang lebih serius, khususnya bila terjadi pada ibu hamil.
Dalam media briefing yang diselenggarakan oleh Nutrition International (NI) Indonesia, dr. Rozy Afrizal, Praktisi Garam Beryodium dari NI mengungkap, ibu hamil yang kekurangan mineral satu ini mungkin bakal melahirkan anak berkebutuhan khusus dan kelainan mental lainnya.
Selain itu, anak yang dikandung oleh ibu yang kekurangan iodium juga berisiko mengalami gangguan perkembangan fisik kretin, bayi lahir kurang sehat, pertumbuhan otak yang terlambat sehingga berpengaruh terhadap kecerdasannya hingga stunting.
"Karenanya, iodium yang cukup diperlukan bayi sejak masih berada dalam kandungan, guna membuat hormon kelenjar tiroid, yang berfungsi bagi pertumbuhan otak dan syaraf," ungkap dia di Jakarta, Selasa (18/8/2018).
Baca Juga: Ini Alasan Pendaftaran CPNS 2018 Akhirnya Ditunda
Saat dikonsumsi, ia menjelaskan iodium akan berubah menjadi iodide di dalam darah yang kemudian dioksidasi dan dicampur dengan asam amino tyrosin menjadi T3 dan T4, yang berubah menjadi hormon tiroid.
Sayangnya, lanjut dr. Rozy Afrizal, berdasarkan data Riskesdas 2013, hanya ada sekitar 50 persen rumah tangga yang mengonsumsi garam iodium adekuat. Artinya, lanjut dia, satu dari dua ibu hamil berpotensi mengalami gangguan akibat iodium.
Karenanya, dr. Rozy Afrizal menegaskan pentingnya ibu hamil mencukupi asupan iodium dari garam beriodium, agar kondisi-kondisi seperti di atas tidak terjadi. Dia juga mengatakan, bahwa masyarakat perlu untuk meningkatkan kewasapadaannya pada garam yang tidak mengandung iodium.
“Bisa menggunakan singkong. Ketika singkong ditaburi garam, ia berubah menjadi ungu kalau mengandung iodium. Serta cek kemasannya, apakah ada SNI atau tidak," tutupnya.
Baca Juga: Bantah Ahmad Dhani, Polisi: Al Ghazali Tidak Alami Kecelakaan