Suara.com - Sunat dewasa dilakukan lelaki karena berbagai alasan, mulai dari faktor agama hingga adanya masalah kesehatan, kapan lelaki dewasa boleh berhubungan intim pasca sunat?
Bagi lelaki muslim, khitan atau sunat merupakan hal yang wajib dilakukan saat memasuki mereka memasuki usia akil baligh atau menuju dewasa. Di dunia medis sendiri, sunat atau khitan dikenal dengan istilah sirkumsisi atau tindakan memotong (menghilangkan) sebagian atau seluruh kulit penutup depan penis.
Selain karena alasan anjuran agama, sunat juga dianggap memiliki manfaat kesehatan termasuk mengurangi risiko terkena penyakit seks menular. Karena itu juga sunat bagi lelaki sangat dianjurkan oleh pakar kesehatan di seluruh dunia.
Tak sedikit akhirnya lelaki yang baru sunat saat memasuki usia dewasa, baik itu sebelum ataupun sesudah menikah.
Baca Juga: Baru Sunat, Siswa SD Hamili Kekasihnya yang Siswi SMP
Pertanyaannya kemudian, jika seorang laki-laki baru sunat setelah dewasa dan setelah menikah, bolehkah langsung berhubungan intim? Adakah waktu ideal untuk berhubungan intim pasca sunat dewasa?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lelaki sebaiknya menghindari berhubungan intim setidaknya 42 hari setelah sunat. Hal ini dilakukan untuk memberi waktu pemulihan agar penis bisa sembuh total.
Berhubungan intim sebelum luka sunat dewasa benar-benar sembuh dapat meningkatkan risiko terkena HIV dan penyakit menular seksual lainnya, karena luka terbuka atau peradangan dianggap dapat memfasilitasi penularan virus dan bakteri.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Illinois dan Nyanza Reproductive Health Society (NRHS), diketahui 95 persen dari 232 lelaki yang diteliti perlu waktu minimal enam minggu untuk menyembuhkan luka sunat, terutama lelaki yang melakukan sunat dewasa.
"Hampir 65 persen disembuhkan pada minggu keempat, dan 83 persen disembuhkan pada minggu kelima," kata salah satu peneliti, dikutip dari The Male Circumcision Consortium.
Baca Juga: Ritual Sifon, Tradisi Sunat Pakai Bambu yang Bisa Mengancam Nyawa
Penelitian itu juga menemukan bahwa lelaki dengan HIV positif dan HIV negatif tidak memiliki perbedaan waktu yang berarti agar luka sunat sembuh.