5 Mitos Kesehatan Soal Kanker Darah yang Masih Dipercaya

Kamis, 06 September 2018 | 21:00 WIB
5 Mitos Kesehatan Soal Kanker Darah yang Masih Dipercaya
Kanker darah tidak asing di telinga, tapi sayangnya masih banyak mitos kesehatan seputar kanker darah yang dipercaya masyarakat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Kanker darah (Shutterstock)
Masih banyak mitos soal kanker darah (Shutterstock)

3. Kanker darah tak bergejala

Dalam banyak kasus, pasien terlambat mengetahui bahwa mereka memiliki kanker darah. Tak jarang, pasien justru mengetahui hal ini ketika mereka melakukan pemeriksaan untuk penyakit lain. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya pemahaman tentang kanker darah dan gejalanya, serta pentingnya melakukan pemeriksaan medis rutin yang mencakup pula pengecekan jumlah sel darah.

”Sayangnya, kanker darah bisa saja ditemui di pasien yang tidak mengalami gejala apapun. Namun, tidak selalu demikian. Sejumlah pasien menunjukkan gejala-gejala seperti demam berkepanjangan, keringat dingin di malam hari, kelelahan yang tak kunjung hilang, penurunan berat badan secara drastis yang tak direncanakan, dan terkadang pembengkakan kelenjar getah bening,” kata Dr. Colin Phipps Diong.

”Jika hasil cek darah Anda menunjukkan ketidak normalan, dan Anda mengalami gejala-gejala yang saya sebutkan, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter," ujarnya.

Dokter kemudian akan melakukan serangkaian tes lanjutan, termasuk biopsi sumsum tulang belakang, untuk memastikan diagnosis keberadaan kanker darah.

4. Kanker darah sama dengan hukuman mati

Berkat berbagai terobosan di ilmu kedokteran, kanker darah, bahkan limfoma tipe Hodgkin yang dulunya mematikan, kini telah menjadi sebuah kondisi yang dapat disembuhkan.

”Saat ini, kanker darah termasuk ke dalam penyakit yang memiliki kemungkinan besar untuk disembuhkan. Tingkat kesuksesannya telah meningkat pesat, didukung oleh kemajuan di bidang kemoterapi dan pengobatan lainnya,” kata Dr. Colin Phipps Diong.

Lebih lanjut ia menjelaskan, namun semua ini tergantung pada apakah pasien mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi spesifik dirinya. Ini adalah faktor kunci yang utama, selain mendapatkan diagnosis awal yang tepat. Untuk kasus limfoma tipe Hodgkin, tingkat kesembuhan berkisar antara 75- 96 persen, tergantung pada stadium mana kanker tersebut didiagnosis dan diobati.

5. Hanya keluarga yang dapat menyumbangkan sumsum tulang belakang

Transplantasi sumsum tulang belakang, yang dikenal juga dengan transplantasi sel punca (stem cell) alogenik, adalah salah satu perawatan yang paling efektif untuk mengobati kanker darah. Sel sumsum tulang belakang yang sehat akan diambil dari donor, dan kemudian ditanamkan pada pasien kanker darah.

”Berlawanan dengan mitos yang beredar, pasien bisa mendapatkan sel punca dari donor yang tidak memiliki hubungan darah, atau bahkan mendapatkan sel punca hematopoetik (haemotopoietic stem cells/HSC) dari stok darah tali pusat yang tersimpan di bank darah tali pusat,” kata Dr. Lim ZiYi, yang membantu mengembangkan salah satu pusat transplantasi sel punca hematopoietik alogenik terbesar di Eropa.

Proses donasi sumsum tulang belakang merupakan prosedur bedah yang menempatkan donor di bawah kondisi bius total, dan biasanya hanya membutuhkan waktu satu hari.

"Beberapa donor mungkin mengalami rasa sakit atau kelelahan sebagai efek samping dari proses pemberian obat/terapi beberapa hari sebelum operasi, yang berfungsi mendorong produksi sel darah mereka. Namun, kebanyakan donor merasa baik-baik saja setelah proses donasi sumsum tulang belakang dilakukan,” sambung Dr. Lim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI