Suara.com - Kemajuan zaman membuat rumah sakit juga ikut mengalami digitalisasi, salah satunya di bidang penyimpanan rekam medis yang tak lagi menggunakan kertas. Rekam medis merupakan alat penting bagi dokter untuk mengetahui riwayat kesehatan sang pasien.
Biasanya rekam medis ditulis secara manual di kertas dan disimpan di ruang tertentu. Ketika pasien mengonsultasikan kondisinya ke rumah sakit, maka bagian rekam medis akan mencari status kesehatan pasien dan menyerahkannya pada dokter yang akan menangani.
Hal ini tak lagi dilakukan RS Premier Bintaro sejak beberapa tahun belakangan. Pasalnya, mereka telah menggunakan sistem digitalisasi yang memungkinkan rekam medis pasien disimpan melalui software sehingga lebih mudah untuk diakses.
Alasannya pun sederhana, VP Business Development and IT Ramsay Sime Darby Health Care Indonesia, Wildan Djohany menjelaskan bahwa banyak dokter yang mengeluh rekam medis pasiennya hilang atau terselip sehingga menyulitkan mereka dalam mendiagnosis penyakit.
"Ada juga waktu pasien rawat jalan konsul, sudah di depan dokter, tapi rekam medisnya belum datang karena sulit dicari. Banyak dokter yang komplain," ujar Wildan dalam temu media di Bintaro, Kamis (6/9/2018).
Selain itu, Wildan juga menuturkan bahwa rekam medis manual menggunakan kertas membutuhkan ruang penyimpanan yang luas karena jumlah pasien yang semakin banyak. Sehingga, demi alasan efisiensi dan kemudahan dokter dalam menangani pasien, RS Premier Bintaro menerapkan digitalisasi dalam sistem pelayanannya.
Bahkan sejak 2016 lalu, rumah sakit di bawah naungan Ramsay Sime Darby Health Care Indonesia ini telah menerapkan PACS (Picture Archiving and Communication System). Sistem ini memungkinkan hasil pencitraan medis seperti computed radiographic, digital radiographic, computed tomographic, ultrasound, fluoroscopic, magnetic resonance dan foto X-ray tak lagi membutuhkan kertas film.
"Misal tadinya kan rontgen pakai film, dengan adanya PACS sudah jadi digital. Enak sekali untuk diakses dan disimpan. Gambar PACS juga bisa diakses semua dokter. Jadi memudahkan ketika dibutuhkan penanganan yang melibatkan dokter berbagai spesialisasi," tambah dia.
Sekretaris Jenderal Persatuan Dokter Spesialis Radiology Pusat (PDSRI), Dr. Vonny N. Tubagus, Sp Rad (K) pun menyambut baik adanya digitalisasi di rumah sakit khususnya di bidang radiologi. Dengan teknologi canggih ini, dokter bisa mendapatkan hasil pencitraan yang lebih jelas dan akurat sehingga pada gilirannya mengoptimalkan pelayanan pada pasien.
"Dengan alat-alat canggih ini kita bisa mendapatkan gambaran apa yang terjadi di dalam tubuh manusia. PACS ini adalah alat untuk diagnosa yang lebih tepat dan akurat untuk penderita yang emergency. Perkembangan ilmu radiologi yang menggunakan alat-alat harus diikuti dengan kemampuan tenaga medis dalam mengikuti perkembangan teknokogi yang cepat dan canggih ini," tandas dia.