Studi : Wanita Penderita Jantung Jangan ke Dokter Lelaki, Kenapa?

Kamis, 30 Agustus 2018 | 20:30 WIB
Studi : Wanita Penderita Jantung Jangan ke Dokter Lelaki, Kenapa?
ilustrasi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Studi terkini menunjukkan bahwa wanita yang menderita serangan jantung di ruang gawat darurat rumah sakit di Amerika Serikat lebih mungkin berisiko alami kematian  jika yang menangani adalah dokter lelaki daripada perempuan.

Penelitian ini didasarkan pada lebih dari 500.000 pasien yang dirawat di bagian gawat darurat rumah sakit untuk infark miokard akut istilah medis untuk serangan jantung di Florida antara 1991 dan 2010 seperti dikutip dari asiaone.

Para peneliti di Universitas Harvard menemukan perbedaan yang mencolok dalam bertahan hidup menurut jenis kelamin pasien dan dokter yang menanganinya. Studi menunjukkan ketika wanita dirawat oleh dokter wanita, ada efek yang signifikan dan positif pada kelangsungan hidup, kata studi dalam Prosiding National Academy of Sciences.

Para peneliti juga mengatakan bahwa dokter perempuan yang menangani pasien wanita yang menderita serangan jantung mengurangi kemungkinan kematian sebesar 5,4 persen.

Baca Juga: Menpora Usahakan Pencak Silat Eksebisi di Olimpiade Tokyo

Dengan cara lain untuk melihat data, pasien perempuan yang dirawat oleh dokter lelaki, 1,52 persen lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan daripada pasien lelaki yang dirawat oleh dokter perempuan.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin  berisiko mengalami kematian, karena serangan jantung daripada lelaki.

Ini dikarenakan mungkin, kata beberapa ahli, karena gejala serangan jantung pada perempuan berbeda dari lelaki, atau bahwa mereka cenderung lebih sering menunda perawatan daripada lelaki.

Penelitian ini menawarkan penjelasan baru mengapa ketidaksetaraan gender dalam mortalitas serangan jantung.

"Kebanyakan dokter adalah laki-laki, dan dokter laki-laki tampaknya kesulitan merawat pasien perempuan," kata laporan itu.

Baca Juga: WN Mesir Aniaya dan Tusuk Novawaty Pakai Pulpen di Kalibata City

Para peneliti berpendapat, solusinya mungkin hanya menambahkan lebih banyak dokter perempuan di departemen gawat darurat. Dan, hasil studi  ini menyarankan,  perempuan yang menderita serangan jantung sebaiknya atau bahkan harus ditangani oleh dokter perempuan juga untuk meninimalkan risiko kematian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI