Suara.com - Gangguan kesehatan pada jantung merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang paling sering terjadi dan kini ada solusi non bedah pengobatan penyakit jantung.
Jika tidak ditangani dengan cepat, dapat mengakibatkan kerusakan otot jantung, gagal jantung, bahkan bisa menyebabkan kematian mendadak.
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di dunia. Sebagian besar terjadi akibat tersumbatnya arteri koroner.
Jika seseorang sudah mengalami permasalahan pada jantung, dahulu prosedur perbaikan jantung hanya bisa dicapai dengan tindakan operasi.
Baca Juga: Bawaslu Tunda Penentuan Nasib Isu Mahar Politik Sandiaga
Bahkan untuk kasus sederhana sekalipun, pasien harus menanggung resiko pembedahan, pendarahan dan menjalani rehabilitasi setelah operasi.
"Seiring dengan hadirnya inovasi teknologi di bidang kesehatan, solusi untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan bisa dilakukan dengan teknik non bedah atau minimal invasive," ujar Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group, dr Yanwar Hadiyanto, MARS di Suasana Restaurant, Rabu (29/8/2018).
Minimal invasive surgery adalah tindakan bedah yang dilakukan dengan luka sayatan yang lebih minimal.
Setelah dilakukan tindakan dengan teknik minimal invasive, biasanya pasien akan merasakan nyeri yang lebih sedikit, resiko komplikasi juga lebih rendah.
Selain itu, setelah dilakukan tindakan dengan teknik minimal invasive, pasien biasanya menjalani masa pemulihan yang lebih singkat sekitar satu hingga tiga hari.
Baca Juga: Mayat Bayi Ditemukan di Depok Tak Utuh, Diduga Dimakan Anjing
Bahkan, pasien diperbolehkan pulang pada hari yang sama jika hanya menjalani tindakan diagnosik.
"Saat ini sekitar 75 persen dari seluruh kasus jantung koroner dapat diselesaikan dengan tindakan minimal invasive. Seperti melakukan kateterisasi atau pemasangan ring pada jantung. Namun tidak semua masalah jantung dapat diselesaikan dengan kateterisasi," kata dr Yanwar Hadiyanto.
Perkembangan teknologi melahirkan solusi non bedah pengobatan penyakit jantung.
(Annisya Heriyanti)