Minyak Kelapa Disebut Racun Murni?

Rabu, 22 Agustus 2018 | 10:30 WIB
Minyak Kelapa Disebut Racun Murni?
Ilustrasi minyak kelapa [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Minyak kelapa selama ini merupakan jenis minyak yang paling banyak digunakan untuk memasak. Bahkan ada yang menyebut minyak kelapa sebagai superfood karena nutrisi yang terkandung didalamnya.

Namun Karin Michels, profesor di Harvard T.H. Chan School of Public Health, seperti dirilis oleh Newsweek menyatakan bahwa minyak kelapa merupakan racun murni. Menurut dia, minyak kelapa merupakan racun karena dampaknya sangat negatif bagi tubuh.

Karin Michels mengatakan bahwa minyak kelapa berisiko buruk bagi kesehatan jantung, bahkan efeknya lebih jelek dibandingkan lemak babi dalam menyumbat pembuluh darah arteri manusia. American Heart Association sendiri telah menetapkan standar konsumsi lemak jenuh yakni sekitar 11 hingga 13 gr per hari, atau 5 hingga 6 persen dari total kalori harian mereka.

Tahun lalu, American Heart Association mendesak masyarakat untuk menghindari konsumsi minyak kelapa jika memungkinkan. Hal ini setelah mereka menganalisa 100 penelitian yang menyimpulkan bahwa minyak kelapa dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL paling tinggi di antara sumber lemak jenuh lainnya.

Baca Juga: Penampakan Sapi Limosin 1,3 Ton Milik Kapolda Idham Azis

Namun tampaknya persepsi minyak kelapa cenderung lebih sehat dibandingkan minyak lainnya masih diyakini masyarakat. Sebuah survei 2016 yang dipublikasikan The New York Times mengungkap bahwa 72 persen masyarakat dan 37 persen ahli gizi percaya bahwa minyak kelapa adalah minyak yang sehat.

Bahkan Marie-Pierre St-Onge dari Institute of Human Nutrition, di Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat mengatakan bahwa minyak kelapa bisa meningkatkan metabolisme dan mendukung penurunan berat badan karena mengandung bahan yang disebut trigliserida rantai menengah di tingkat yang lebih tinggi daripada lemak lainnya.

Sementara itu Helen Barrett, ahli gizi sekaligus juru bicara British Dietetic Association,  Inggris mengatakan bahwa pro kontra mengonsumsi minyak kelapa perlu dipertimbangkan dalam konteks diet individu secara keseluruhan.

"Jika seseorang memiliki kerabat dengan riwayat penyakit kardiovaskular dan mereka mengkonsumsi makanan lain yang mengandung lemak jenuh, saya akan mendorong mereka untuk mengurangi konsumsi minyak kelapa," katanya.

Baca Juga: Hari Keempat Asian Games 2018 Perebutkan 31 Medali Emas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI