Enggan Lakukan Vaksin MR, Kasus Campak di Eropa Meningkat Drastis

Rabu, 22 Agustus 2018 | 01:05 WIB
Enggan Lakukan Vaksin MR, Kasus Campak di Eropa Meningkat Drastis
Ilustrasi Vaksin [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hanya dalam waktu enam bulan, sekitar 41.000 orang di Eropa dinyatakan telah terinfeksi campak hingga menyebabkan 37 orang di antaranya meninggal dunia.

Tahun lalu, ada sekitar 23.927 kasus campak di Eropa dan 5.273 kasus campak yang terjadi pada 2016.

Ahli menyatakan bahwa lonjakan infeksi campak di Benua Biru terjadi akibat masifnya gerakan anti vaksin.

Campak sendiri merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat menyebar melalui cairan yang biasa keluar saat batuk atau bersin.

Baca Juga: Menyoal Kandungan Babi dalam Vaksin

Meski bisa pulih sepenuhnya, tetapi campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti encephalitis atau infeksi dan pembengkakan otak, kejang-kejang serta pneumonia.

Upaya untuk mencegah penularan campak adalah dengan menjalankan vaksin MR.

Tapi selama 20 tahun terakhir, vaksin MR dituding menjadi penyebab masalah autisme hingga membuat banyak orang Eropa enggan melakukan vaksin MR.

Di Indonesia sendiri, vaksin MR tengah menjadi sorotan karena dianggap mengandung unsur babi hingga diragukan ke-halal-annya.

Meski demikian, lembaga kesehatan Inggris, NHS dan Majelis Ulama Indonesia tetap merekomendasikan semua anak menerima vaksin MR untuk mencegah penularan penyakit campak yang berbahaya.

Baca Juga: Soal Vaksin MR, Satgas Imunisasi Dukung Fatwa MUI

"Ini kemunduran parsial menunjukkan bahwa setiap orang yang kurang diimunisasi rentan di mana pun mereka tinggal. Dan setiap negara harus terus mendorong untuk meningkatkan cakupan dan menutup kesenjangan masalah kekebalan," kata pejabat WHO, Dr Nedret Emiroglu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI