Menkes Imbau Busui Korban Gempa Lombok Tetap Beri ASI Eksklusif

Senin, 20 Agustus 2018 | 13:23 WIB
Menkes Imbau Busui Korban Gempa Lombok Tetap Beri ASI Eksklusif
Ilustrasi ibu menyusui bayi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski sedang dilanda bencana gempa Lombok, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moloek meminta para ibu menyusui (busui) korban gempa Lombok tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya yang baru lahir.

Menurut Menkes Nila, ASI apapun alasannya merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang tidak bisa diganti dengan susu formula. Apalagi susu formula, lanjut dia, bila tidak sesuai peruntukkannya dapat menyebabkan anak menjadi diare.

"Kita ingin generasi kita terhindar dari masalah gizi, kita ingin mereka cerdas dan mandiri. Salah satunya dengan pemberian ASI eksklusif sampai enam bulan dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping," ujar Menkes Nila di sela-sela temu media Pekan ASI Sedunia di Jakarta, Senin (20/8/2018).

Lantas, bagaimana bila secara medis seorang ibu dinyatakan tidak dapat memberikan ASI eksklusif, karena penyakit tertentu? Pakar ASI dr Utami Roesli SpA, mengatakan dalam kondisi tersebut bayi bisa diberi susu formula khusus, tetapi tidak menggunakan botol dot.

Baca Juga: Mendikbud: Aksi Joni Pemanjat Tiang Bendera Patriotisme Zaman Now

"Jadi disusuin ke mulut bayi pakai selang. Posisi kepalanya tetap didekatkan ke payudara ibu. Jadi, skin to skin contact-nya tetap bisa dilakukan. Hal ini bisa membuat stres ibu menurun, karena produksi oksitosin meningkat," tambah dr Utami.

Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek di acara Pekan ASI Sedunia di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (20/8/2018). (Suara.com/Firsta Nodia)
Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek di acara Pekan ASI Sedunia di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (20/8/2018). (Suara.com/Firsta Nodia)

Perlu diketahui, di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif baru mencapai 35 persen atau sepertiga dari jumlah ibu yang seharusnya menyusui. Padahal WHO mencanangkan pemberian ASI eksklusif seharusnya minimal mencapai 50 persen.

Menkes Nila Moeloek menyebut banyak faktor yang memicu rendahnya pemberian ASI eksklusif, mulai dari kurangnya informasi akan pentingnya ASI, fasilitas ruang laktasi yang kurang mumpuni hingga promosi gencar dari susu formula.

"Menyusui ini hak anak untuk mendapatkan ASI. Sekarang tinggal bagaimana anak kita bisa mendapatkan hak itu. Kita perlu bantuan multisektor sehingga dari sisi kemenaker bisa mendorong perusahaan menyediakan ruang laktasi, lalu dari ruang-ruang publik juga menyediakan ruang khusus sehingga tidak lagi ada halangan bagi ibu untuk memberikan hak anak," terang Menkes Nila yang mengimbau busui korban gempa Lombok sebisa mungkin tetap memberikan bayinya ASI eksklusif.

Baca Juga: Tercepat : Empat Pebasket Putra Jepang Dipulangkan Tidak Hormat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI