Anak Sering Dimarahi, Kecerdasannya Bisa Turun Lho!

Jum'at, 10 Agustus 2018 | 10:45 WIB
Anak Sering Dimarahi, Kecerdasannya Bisa Turun Lho!
Ilustrasi orangtua marahi anak [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menghukum anak dengan dimarahi, mengeluarkan kata-kata makian atau kekerasan verbal lainnya, tidak hanya membuat psikologis anak terganggu, namun juga memengaruhi kecerdasannya lho. Disampaikan Dra. A. Kasandra Putranto selaku Psikolog Klinis, kekerasan verbal dapat mengganggu proses mielinisasi.

Mielinisasi sendiri merupakan proses pelapisan lemak pada ujung saraf dimana hal ini memengaruhi penyampaian pesan dari saraf ke otak. Proses ini dimulai sejak bayi berada dalam kandungan hingga usia dua tahun.

"Anak yang sering dimarahi dan kerap mendapat kekerasan verbal baik sejak dalam kandungan hingga lahir ke dunia, itu mielin-nya lebih sedikit. Ketika mielin berkurang maka proses penyampaian pesan dari saraf ke otak terjadi lebih lambat, anak jadi sulit menyerap pelajaran," ujar Kasandra dalam temu media kampanye #AnakCerdasItu yang dihelat Cerebrofort di Aeon Mall BSD, Kamis (9/8/2018).

Kasandra menambahkan, jika anak sering dimarahi, dan tumbuh dengan lingkungan yang kerap memberi kekerasan verbal dibiarkan, maka Ia akan mengalami kesulitan dalam berpikir dan bersosialisasi di usia sekolah. Untuk itu diperlukan intervensi psikologis agar efek negatif dari terganggunya proses mielinisasi bisa diminimalisir.

Baca Juga: Ustaz Arifin Ilham Sujud Syukur Tak Dipilih jadi Cawapres Prabowo

"Harus diintervensi. Setiap anak berbeda intervensinya. Jadi kalau datang ke psikolog kita akan nilai ini anak kurangnya di mana, baru kita perbaiki di bagian itu," tambah dia.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Claudia Anggi selaku Medical Executive Kalbe Grup mengatakan, agar proses mielinisasi yang berpengaruh pada kecerdasan anak bisa berjalan maksimal maka anak jangan dimarahi, kurangi kekerasan verbal dan pastinya beri anak makanan yang mengandung asam lemak omega-3 dan 6.

Menurut dr Anggi, asam lemak omega-3 dan 6 merupakan bahan struktural sel saraf.

"Sayangnya omega-3 dan 6 adalah lemak esensial, yang berarti tubuh tidak dapat membuatnya sendiri, sehingga perlu diperoleh melalui makanan atau suplemen. Kalau dari makanan asam lemak ini banyak ditemukan di ikan," tandas dr Anggi.

Baca Juga: Menyesap Jamu Kekinian Racikan Acaraki yang Lagi Hits!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI