Suara.com - Tren menyantap serangga naik daun belakangan ini. Mereka yang mengkonsumsi percaya bahwa insekta spesies tertentu mampu meningkatkan enzim di saluran cerna sehingga membantu metabolisme, dan mempromosikan bakteri baik di dalam perut.
Namun apa kata para pakar? Apakah mengkonsumsi serangga seperti jangkrik benar-benar mendatangkan manfaat kesehatan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Tiffany Weir dan beberapa pakar dari Colorado State University, Amerika Serikat melakukan penelitian mengenai kandungan gizi dari serangga.
Ia menganalisa efek konsumsi serangga dari 20 partisipan selama dua minggu. Dalam uji coba ini, Weir mengubah serangga menjadi bubuk lalu mencampurkannya ke dalam muffin dan shake. Usai mengonsumsi hidangan itu, sampel tinja dan darah responden diambil untuk melihat hasilnya.
Baca Juga: UniPin eSports Gelar Kompetisi Game Online Taraf Internasional
Dari uji laboratorium ditemukan bahwa serangga mendatangkan efek positif bagi kesehatan saluran cerna. Menurut temuannya, Weir mengkonfirmasi bahwa serangga, khususnya jangkrik mengandung banyak serat yang berbeda dengan milik buah dan sayuran.
"Serat yang terkandung dalam jangkrik bekerja dengan cara memberi makan bakteri baik," papar Weir.
Selain mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh, serangga, lanjutnya, juga bisa menjadi sumber bahan pangan berkelanjutan di masa depan. Apalagi PBB memprediksi bahwa jumlah populasi dunia akan mencapai 9,6 miliar pada 2050. Sumber pangan alternatif menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan makanan populasi yang terus meningkat
Sejauh ini, sebagian besar serangga diolah sebagai bahan untuk berbagai produk seperti cokelat, roti kering, camilan, dan granola. Setidaknya satu perusahaan makanan Eropa, SENS Foods Ltd yang berbasis di Praha, Republik Ceko, dan London, Inggris mulai menggunakan tepung berbahan serangga untuk pembuatan protein bar dan roti. Sebuah restoran di Helsinki, Finlandia, Ultima bahkan kini menyajikan menu jangkrik goreng.
Menurut Radek Husek, co-founder SENS Foods Ltd, jangkrik yang telah digiling tidak memiliki rasa yang aneh sehingga membuatnya mudah disamarkan dalam makanan seperti sosis, kue, dan muffin. Bubuk serangga juga lebih mengenyangkan karena memiliki kandungan protein tinggi.
Baca Juga: Dituding Terima Setoran Rp 500 M, PAN akan Polisikan Andi Arief
"Orang-orang benar-benar takut untuk memakan serangga, tetapi itu adalah cerita yang jauh berbeda ketika mereka tahu bahwa sebenarnya serangga itu digiling menjadi bubuk dan mereka tidak dapat melihatnya," tutup Husek.