Kenali Keuntungan dan Risiko Kehamilan Berdasarkan Usia

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Selasa, 07 Agustus 2018 | 11:06 WIB
Kenali Keuntungan dan Risiko Kehamilan Berdasarkan Usia
Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu topik paling banyak diperdebatkan di kalangan perempuan masa kini adalah usia yang tepat untuk hamil. Seiring perkembangan zaman, banyak perempuan memprioritaskan karier dibanding menikah, menjadi ibu, dan segera punya momongan.

Perempuan yang berusia 20-an akan memiliki tubuh cukup elastis dan energi dibanding perempuan berusia 30-40 tahun yang cenderung beresiko saat melahirkan bayi pertama.

Dilansir dari boldsky.com ada kelemahan dan risiko kehamilan yang dialami perempuan masa kini berdasarkan usia. 

Hamil di usia 20-25 tahun

Baca Juga: Pasca Gempa Lombok, Air PDAM Keruh Berwarna Coklat

Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)
Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)

Usia ini dinilai tepat untuk kehamilan. Pada usia ini, tingkat kesuburan sedang dalam kondisi yang sangat  bagus. Selain itu, pada usia ini risiko komplikasi seperti diabetes gestasional atau hipertensi lebih sedikit
terjadi.

Menurut penelitian, semakin rendah standar usia dalam kehamilan pertamanya, semakin rendah memiliki risiko kanker payudara. Kehamilan di usia muda memiliki peregangan yang rendah. Hal ini dikarena kulit
pada usia muda lebih elastis.

Tingkat keguguran juga semakin berkurang. Menurut penelitan, pada trimester pertama tingkat keguguran hampir 12% naik hingga 25% seiring bertambahnya usia dalam kehamilan pertamanya. Kehamilan pertama di awal usia 20-an juga memiliki banyak energi untuk tetap terjaga merawat bayi Anda sepanjang malam. Jadi, jika Anda ingin menikmati sensasi menjadi ibu, usia ini bisa menjadi yang terbaik bagi Anda.

Kehamilan di usia 26-34 tahun

Ilustrasi ibu hamil menjalani kehamilan trimester pertama.
Ilustrasi ibu hamil.

Tingkat kesuburan mulai menurun pada usia 30 tahun. Menurut peneliti, tingkat infertilitas atau kemandulan yang terjadi saat berusia 26-29 tahun adalah 9 persen. Sedangkan risiko yang sama, meningkat hingga 15 persen terjadi di usia 30-34 tahun.

Baca Juga: Sop Merah Bu Asih, Kuliner Yogyakarta yang Pedasnya Bikin Nagih!

Kehamilan di usia 35-40 tahun

Kacang-kacangan, salah satu makanan yang baik dikonsumsi ibu hamil. (Shutterstock)
Ibu hamil. (Shutterstock)

Pada usia ini, Anda akan mulai mengalami banyak kesulitan saat hamil. Kesuburan mulai turun secara drastis saat kehamilan di usia 38 tahun. Namun, saat ini masih banyak perempuan yang melahirkan di usia 35 tahun. Pada usia ini juga rentan menderita hipertensi dan diabetes gestasional.

Tingkat risiko keguguran juga semakin tinggi. Satu dari empat kehamilan cenderung mengalami keguguran pada usia 38 tahun. Namun ada kemungkinkan Anda yang berusia lebih dari 35 tahun bisa melahirkan bayi kembar. Hal ini dikarenakan perubahan hirmonal yang terjadi pada usia ini mengalami kemungkinan beberapa pelepasan sel telur pada saat ovulasi. Namun tentunya harus diimbangi dengan pola hidup yang sehat.

Jadi, jika Anda ingin hamil pada usia ini, Anda perlu menjaga berat badan yang sempurna dengan makan makanan sehat dan berolahraga.

Hamil di usia 40 tahun ke atas

Ilustrasi kaki ibu hamil terasa gatal. (Shutterstock)
Ibu hamil. (Shutterstock)

Sekitar 50% kehamilan di usia 40 tahun lebih mengalami kasus keguguran dan dua kali lipat berisiko kelainan kromosom. Menurut penelitian, satu dari tiga kehamilan di atas usia 40 tahun berurusan dengan infertilitas atau kemandulan.

Selain itu, risiko diabetes gestasional meningkat 3-6 kali lebih besar. Pada usia 40 tahun ke atas, berat badan mulai kurang stabil dan bisa mengurangi metabolisme dalam fase pemulihan setelah melahirkan.

Solusinya, pastikan Anda rutin berolahraga secara teratur pasca melahirkan bila perlu melakukan Senam Kegel yang berfungsi membuat otot panggul bagian bawah rahim kencang kembali. Senam Kegel berfungsi membuat otot panggul bagian bawah rahim kencang kembali. Selain itu, berfungsi untuk meminimalisir risiko diabetes gestasional, prolaps uterus, dan inkontinensia urin. [Nadila Nurwijayantri]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI