Ini Mengapa Menangis Bisa Menyebabkan Sakit Kepala

Kamis, 02 Agustus 2018 | 20:34 WIB
Ini Mengapa Menangis Bisa Menyebabkan Sakit Kepala
Ilustrasi seorang perempuan sedang menangis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ternyata menangis yang begitu dalam bisa berdampak buruk terhadap tubuh, salah satunya menyebabkan sakit kepala.

Lantas, sebenarnya apa sih yang terjadi pada tubuh ketika menangis? Direktur Divisi Sakit Kepala di NYU Langone Health, Lawrence Newman, M.D., mengatakan, ketika Anda sedih dan menangis, tubuh Anda melepaskan hormon stres, seperti kortisol.

Hormon stres inilah, kata Newman, yang memicu neurotransmiter (pembawa pesan kimia ke otak Anda) yang memicu reaksi fisik, seperti ketegangan di dahi Anda atau bahkan air mata yang mengalir di wajah Anda.

Salah satu neurotransmiter khususnya asetilkolin, bertanggung jawab atas kerja air Anda. Kandungan kimia ini membantu merangsang kelenjar lakrimal yang terletak tepat di bawah sudut bawah tulang alis Anda, yang kemudian menghasilkan air mata, menurut National Library of Medicine AS.

Ketika air mata mulai mengalir, saat itulah hidung Anda mulai membengkak, menyebabkan kemacetan di sinus Anda, kata Newman. Otot-otot di kepala dan leher juga mulai mengencang di sekitar waktu itu juga.

Pada dasarnya, ketika Anda mulai merasa emosional, tubuh juga mulai melakukan hal yang sama. Jadi, mengapa menangis menyebabkan sakit kepala yang berat?

Hubungan antara isakan dan sakit kepala sebenarnya agak kabur. Para ahli, tambah Newman, tidak 100 persen yakin mengapa keduanya berjalan bersamaan, tetapi ada beberapa teori kuat yang mengarah pada jenis rasa sakit apa yang Anda alami.

Kebanyakan orang berakhir dengan sakit kepala berat karena menangis. Namun jenisnya hanya membuat seluruh kepala tidak nyaman, tidak mengarah ke mual atau kepekaan cahaya (seperti migrain).

Mereka disebut sakit kepala karena suatu alasan, yakni ketegangan di tubuh Andalah yang menyebabkan rasa sakit di kepala. "Ketika Anda menangis, dahi Anda akan terasa kencang, juga leher dan belakang kepala," kata Newman dilansir womenshealthmag.

Seseorang yang mengalami tangisan yang panjang dan dalam akan memperpanjang penyempitan otot-otot ini, oleh karena itulah mereka akan merasakan sakit kepala.

Terlalu lama menangis, tambah Newman, juga bisa mempengaruhi sinus Anda. Saluran air mata Anda benar-benar mengalir ke saluran sinus (itulah mengapa hidung mulai berair ketika Anda menangis).

Jadi, semua penumpukan ini dapat membuat Anda merasakan tekanan di pipi dan dahi. Dalam beberapa kasus, menangis juga dapat mengaktifkan migrain, terutama pada mereka yang rentan terhadap penyakit ini.

Itu karena, orang yang memiliki migrain juga punya otak yang sensitif. "Ada banyak pemicu yang berbeda untuk migrain, termasuk stres sebagai pemicu nomor satu dan relaksasi setelah stres,” terang Newman.

Ketika menangis, sambung dia, tubuh Anda jelas dalam keadaan stres, sehingga mudah memicu rasa sakit yang hebat, bersama dengan mual dan sensitivitas cahaya dan suara (tanda-tanda lain dari migrain).

Newman mengatakan penting untuk dicatat bahwa menangis dapat mengaktifkan migrain, tetapi itu bukan berarti satu-satunya penyebab.

Jadi, apa yang harus Anda lalukan agar merasa lebih baik saat mengalami sakit kepala setelah menangis? Langkah awal, Newman menyarankan untuk menggunakan kompres es atau air hangat, suhu berapa pun yang Anda inginkan.

Anda dapat menempatkannya di belakang kepala, di leher Anda, atau tepat di dahi Anda. Mandi air panas atau dingin juga berfungsi sebagai penenang, tambahnya.

Jika Anda benar-benar ingin mengobati diri sendiri, pijatan yang fokus pada kepala dan leher Anda juga dapat membantu. Dia juga menyebutkan ada titik pemicu di antara jari telunjuk dan ibu jari Anda.

pijat area itu, dan Anda bisa mengurangi sakit kepala.Dan jika tidak ada yang berhasil, konsumsilah pereda rasa sakit seperti acetaminophen atau aspirin.

Dia mencatat bahwa penderita migrain juga mungkin bisa berbicara dengan dokter tentang obat tertentu yang bisa bekerja untuk rasa sakit mereka, serta belajar beberapa teknik manajemen stres untuk menghindari pemicu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI